"Kini, saya memimpin langsung LOC agar mempermudah koordinasi dan pembagian tugas dengan INAFOC, supaya koordinasi LOC dan INAFOC efektif dan efisien, termasuk pembagian tugas agar tidak 'overlapping'. Ini seperti apa yang terjadi saat Asian Games 2018, antara INASGOC dan KOI," ujar Erick seperti dilansir Antara dari laman PSSI, Kamis (2/3/2023).
Pria yang juga Menteri BUMN itu berharap, statusnya sebagai ketua LOC turut mempererat kerja sama dengan Indonesia FIFA U-20 World Cup Organizing Committee (INAFOC). Hal tersebut penting karena Indonesia tidak ingin dicap sebagai tuan rumah yang gagal menggelar Piala Dunia U-20 2023.
"Piala Dunia U-20 adalah saat kita menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia bisa menjadi tuan rumah yang baik, yang sukses menyelenggarakan kompetisi dengan kualitas terbaik. Tidak boleh gagal," tutur Erick.
Dengan mengetuai LOC, Erick yakin dapat membantu transparansi anggaran kegiatan. "Supaya kita semua tertib, mana 'budget' pemerintah dan 'budget' sponsor, baik yang berasal dari sponsor FIFA maupun sponsor lokal. Tidak boleh tercampur. Hanya saja, soal 'opening' dan 'closing ceremony', kami menyerahkannya ke INAFOC," kata Erick.
Mantan Presiden klub Italia Inter Milan itu memastikan bahwa hal-hal terkait Piala Dunia U-20 2023 tidak boleh melenceng dari standar yang ditetapkan. "Untuk 'event-event' yang dibuat FIFA pasti ada standarnya yaitu standar FIFA, bukan standar Indonesia sehingga kita harus mengikutinya. Ini adalah pintu kita untuk bisa ikut 'bidding' Piala Dunia, maka kita harus memastikan semua berjalan dengan baik," pungkas Erick
Piala Dunia U-20 2023 dijadwalkan bergulir di Indonesia pada 20 Mei hingga 11 Juni mendatang. Dari 24 total negara peserta, sudah ada 16 negara yang dipastikan berpartisipasi, yakni Indonesia, Republik Dominika, Guatemala, Honduras, Amerika Serikat, Fiji, Brazil, Uruguay, Kolombia, Ekuador, Selandia Baru, Inggris, Prancis, Israel, Italia dan Slovakia. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News