"Ada banyak sejarah dalam pertandingan ini. Saya merasakannya, kami melakukan pekerjaan dengan baik di kedua pertandingan," kata pencetak gol tunggal Inter, Martinez, dikutip dari CGTN.
Menurut Martinez, salah satu yang memotivasi ia dan rekan setimnya adalah ‘rasa kedekatan’ antar pemain. Pemain berusia 25 tahun tersebut mengungkapkan bahwa ia telah merasakan rasa kedekatan tersebut pada Piala Dunia Qatar 2022 saat ia dan Argentina menjadi juara.
“Jika Anda memiliki grup yang bersatu, semuanya akan lebih mudah. Kami telah menunjukkan bahwa Inter pantas mendapatkan momen ini. Bermain di final Liga Champions adalah sebuah mimpi. Kami memulai musim ini dengan gol dan hari ini kami mencapai yang sangat penting,” lanjutnya.
Sementara itu, bagi manajer Inter, kemenangan atas AC Milan adalah sesuatu yang emosional. Sebab, mimpi menginjakkan kaki di final Liga Champions adalah harapannya dan tim ketika undian Liga Champions dilakukan.
"Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan, mimpi yang telah kami bagikan dan tumbuh bersama sejak undian karena kami harus percaya, tidak ada yang memberi kami apa pun," kata Simone Inzaghi.
"Besok kami akan menyadari apa yang telah kami raih, tetapi ini adalah malam yang ajaib dengan penggemar dan keluarga kami. Kami tidak bisa meminta lebih,” sambungnya.
Meski mengakui Madrid dan City adalah dua klub yang besar dan hebat, Inzaghi mengklaim bahwa ia tidak takut sama sekali.
"Mereka adalah dua klub besar dengan kualitas luar biasa. Namun, apa pun bisa terjadi dalam sepak bola" tutupnya. (Jennifer Carorine Gouw/CGTN)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
