Poster tersebut dibentangkan suporter sebagai penghormatan khusus untuk putri Enrique bernama Xana. Xana meninggal dunia pada 2019 di usia 9 tahun karena mengidap kanker tulang langka.
Usai peluit panjang dibunyikan, Enrique merayakan momen bersejarah itu dengan memeluk istrinya, Elena, serta dua kakak Xana, yakni Pacho (26) dan Sira (25).
"Saya sangat bahagia. Rasanya sangat emosional di akhir pertandingan ketika melihat spanduk dari para penggemar untuk keluarga saya. Tapi saya selalu memikirkan putri saya," ujar Enrique dilansir Sky Sports.
Baca juga: Termasuk Luis Enrique, Ini Daftar Pelatih yang Juara Liga Champions Bersama Dua Klub |
"Ini sangat berarti. Itu indah sekali, tetapi saya tidak perlu memenangi Liga Champions untuk mengingat putri saya. Putri saya selalu bersama kami, terutama saat kami kalah," tambahnya.
Sebelum laga final digelar, Enrique sempat membayangkan momen perayaan jika PSG berhasil meraih trofi. Dia membayangkan dirinya menancapkan bendera PSG di tengah lapangan seperti yang pernah dilakukannya bersama Xana saat menjuarai Liga Champions bersama Barcelona pada 2015 di Berlin.
Bagi Enrique, ini menjadi gelar Liga Champions kedua setelah sukses bersama Barcelona satu dekade lalu. Pelatih berusia 55 tahun itu juga merasa terharu bisa mempersembahkan trofi Si Kuping Besar untuk Paris.
"Sejak hari pertama, saya bilang ingin memenangkan trofi penting, dan Paris belum pernah juara Liga Champions. Kini kami berhasil melakukannya untuk pertama kali. Rasanya luar biasa bisa membuat begitu banyak orang bahagia," pungkas Enrique.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News