Kiper Real Madrid Thibaut Courtois. (Adrian DENNIS / AFP)
Kiper Real Madrid Thibaut Courtois. (Adrian DENNIS / AFP)

Mengenal Sejarah dan Format Baru Liga Champions, Kompetisi Sepak Bola Terbesar di Eropa

Friko Simanjuntak • 22 Agustus 2024 06:05
Jakarta: UEFA Champions League (UCL) yang juga dikenal dengan sebutan Liga Champions adalah kompetisi klub sepak bola paling bergengsi di Eropa. Turnamen ini telah menjadi kiblat bagi para pencinta sepak bola di seluruh dunia. Sejarah panjangnya diwarnai oleh berbagai peristiwa menarik, perubahan format, dan dominasi beberapa klub besar.
 
Sejarah Liga Champions
Sebelum dikenal sebagai Liga Champions, kompetisi ini dimulai pada musim 1955-1956 dengan nama Piala Eropa. Ide penyelenggaraan turnamen ini muncul dari gagasan Gabriel Hanot, seorang jurnalis olahraga Prancis. Tujuannya sederhana: untuk menentukan klub terbaik di Eropa.
 
Pada masa awal, hanya juara liga dari masing-masing negara yang berhak ikut serta. Formatnya pun masih sangat sederhana, dengan sistem gugur mulai dari babak pertama. Dominasi Real Madrid pada era ini sangat mencolok. Klub asal Spanyol tersebut berhasil meraih lima gelar juara secara beruntun antara tahun 1956 dan 1960.

Era Modern: Liga Champions
Pada tahun 1992, Piala Eropa bertransformasi menjadi Liga Champions (UCL). Perubahan nama ini seiring dengan perluasan format kompetisi. Tidak hanya juara liga, tetapi juga runner-up dan bahkan klub-klub yang lolos melalui jalur kualifikasi dapat berpartisipasi.
 
Jumlah klub peserta Liga Champions pun terus mengalami peningkatan. Diawali dengan 16 klub pada perhelatan perdana di tahun 1955-1956, dan terus bertambah hingga akhirnya mengusung format 32 tim sejak 1992 hingga 2024.
 
Perubahan format ini membuat kompetisi menjadi lebih menarik dan kompetitif. Klub-klub dari berbagai negara memiliki peluang yang lebih besar untuk meraih gelar juara. Selain itu, hadiah yang ditawarkan juga semakin besar, sehingga menarik minat lebih banyak sponsor.
 
Dominasi dan Kejutan
Sepanjang sejarahnya, Liga Champions telah menyaksikan dominasi beberapa klub besar seperti Real Madrid, AC Milan, Liverpool, Bayern Munich, dan Barcelona. Namun, kompetisi ini juga sering kali menghadirkan kejutan-kejutan yang tak terduga. 
 
Tim-tim underdog kerap mampu menyingkirkan favorit juara dan mencapai prestasi yang luar biasa. Salah satu yang paling mengejutkan adalah ketika FC Porto dan AS Monaco tampil di final musim 2003/2004. Kedua klub semenjana ini secara ajaib sukses meruntuhkan hegemoni klub-klub mapan macam Real Madrid, Manchester United, dan AC Milan.
 
Selain kejutan-kejutan tim non-unggulan, Liga Champions juga kerap menyajikan momen-momen bersejarah, terutama di laga final. Nah, berikut ini beberapa momen bersejarah dalam final Liga Champions:
 
1. Liverpool vs AC Milan (Final Istanbul 2005): Liverpool berhasil membalikkan keadaan dari tertinggal 0-3 menjadi imbang 3-3 dalam waktu normal, dan akhirnya memenangkan pertandingan melalui adu penalti.
 
2. Real Madrid vs Atletico Madrid (Final Madrid 2014): Real Madrid meraih gelar ke-10 dengan mengalahkan Atletico Madrid dalam pertandingan yang sangat dramatis. Madrid yang sempat tertinggal 0-1, berhasil memaksa pertandingan dilanjut ke babak extra time lewat gol penyeimbang di masa inury time sebelum akhirnya membungkus kemenangan 4-1.
 
3. Bayern Munich vs Chelsea (Final Munich 2012): Bayern Munich kalah tragis dari Chelsea di kandang sendiri melalui adu penalti, setelah bermain imbang 1-1 di waktu normal.
 
Dampak terhadap Sepak Bola Dunia
Liga Champions tidak hanya menjadi ajang unjuk gigi bagi para pemain terbaik dunia, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan sepak bola secara global. Kompetisi ini telah menginspirasi banyak pemain muda untuk bermimpi meraih gelar juara dan meningkatkan kualitas permainan mereka.
 
Selain itu, Liga Champions juga menjadi ajang promosi yang efektif bagi sponsor dan berbagai produk terkait sepak bola. Pendapatan yang dihasilkan dari kompetisi ini sangat besar dan berkontribusi pada perkembangan finansial klub-klub peserta.
 
Liga Champions UEFA telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah sepak bola dunia. Perjalanannya yang panjang dan penuh liku-liku telah melahirkan banyak momen ikonik dan legenda-legenda baru. Kompetisi ini terus berkembang dan beradaptasi dengan zaman, namun satu hal yang tetap konstan adalah daya tariknya yang tak pernah pudar bagi para pecinta sepak bola di seluruh dunia.
 
Format Baru Liga Champions
UEFA konsisten melakukan sejumlah perubahan-perubahan demi terus meningkatkan pamor Liga Champions. Perubahan-perubahan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas kompetisi, memperluas keterlibatan klub-klub, dan meningkatkan daya tarik bagi penonton. Mulai musim 2024-2025, Liga Champions akan mengalami sejumlah perubahan, termasuk menambah peserta dari 32 tim menjadi 36 tim.
 
Format Baru
Dalam format baru, ke-36 klub akan dibagi ke dalam satu klasemen besar. Setiap tim akan memainkan 8 pertandingan, 4 kandang dan 4 tandang. Ini artinya setiap tim akan bertemu dengan 8 tim berbeda.
 
Fase Kualifikasi
Tim-tim akan saling berhadapan dalam sistem kompetisi penuh selama beberapa bulan. Penentuan tim yang lolos ke babak berikutnya didasarkan pada poin yang dikumpulkan dari setiap pertandingan (menang, seri, kalah).
 
Babak Gugur
Setelah fase kualifikasi, 8 tim teratas akan secara otomatis lolos ke babak 16 besar. Babak 16 besar hingga final akan tetap menggunakan sistem gugur seperti sebelumnya.
 
Plus Minus Format Baru Liga Champions
 
Plus
- Lebih Banyak Pertandingan Menarik: Dengan semua tim saling bertemu, kita akan mendapatkan lebih banyak pertandingan yang menarik dan krusial.
 
- Kompetisi Lebih Panjang: Musim Liga Champions akan menjadi lebih panjang, memberikan lebih banyak waktu bagi penonton untuk menikmati pertandingan.
 
- Keadilan Lebih Besar: Setiap tim akan memiliki peluang yang lebih seimbang untuk lolos ke babak gugur.
 
Minus
- Jadwal Lebih Padat: Klub-klub akan menghadapi jadwal yang lebih padat, yang bisa berpotensi meningkatkan risiko cedera pemain.
 
- Kurangnya Keseimbangan: Beberapa tim besar mungkin akan lebih diuntungkan dengan format baru ini, karena mereka memiliki skuad lebih dalam dan rotasi pemain yang lebih baik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KAH)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan