Pembalap dari tim Williams F1 tersebut menjadi aktor utama hasil kontroversial F1 seri terakhir Grand Prix Abu Dhabi. Latifi sempat menabrak tembok saat balapan menyisakan lima lap. Hal ini memaksa safety car masuk lintasan sekaligus menjadi awal petaka bagi Hamilton yang sedang memimpin.
Situasi ini dimanfaatkan Max Verstappen untuk mengganti ban sehingga ia bisa menyalip Hamilton di lap terakhir untuk mengunci gelar juara dunia perdananya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Imbas dari hasil Abu Dhabi, kini Latifi menjadi sasaran teror fans fanatik Lewis Hamilton. "Saya sudah menduga apa yang akan terjadi di media sosial," ungkap Latifi di akun media sosialnya.
Tak hanya cacian, Latifi bahkan mengaku diancam bakal dibunuh. Hal yang paling membuat Latifi marah adalah ancaman tidak hanya tertuju kepadanya tapi juga kepada orang-orang terdekat.
"Kebencian, pelecehan, dan ancaman di media sosial tidaklah mengejutkan bagi saya. Itu merupakan realitas di dunia tempat kita tinggal," lanjut pembalap berusia 26 tahun itu.
"Anda bebas beropini. Namun, Anda tidak bisa menggunakan opini itu untuk memancing kebencian, pelecehan, dan ancaman, bukan hanya kepada ke saya namun juga kepada orang-orang yang dekat dengan saya," kata Latifi.
"Untungnya, saya cukup nyaman dengan diri saya sendiri dan saya telah hidup cukup lama di dunia untuk mengabaikan hal-hal semacam itu," tutupnya.