Manajer Rio Haryanto, Piers Hunnisett (kanan) saat menghadiri pelepasan Rio menuju F1 (Foto: ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Manajer Rio Haryanto, Piers Hunnisett (kanan) saat menghadiri pelepasan Rio menuju F1 (Foto: ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

Wawancara Eksklusif Manajer Rio Haryanto, Piers Hunnisett

Cerita Manajer Rio Soal Pemutusan Kontrak dengan Manor & Kerugian untuk Indonesia

Achmad Firdaus • 13 Agustus 2016 01:24
medcom.id, Jakarta: Kiprah Rio Haryanto di pentas Formula 1 akhirnya terhenti di paruh pertama musim 2016. Rio tidak bisa melanjutkan balapan di paruh musim kedua lantaran terkendala dana.
 
Seri ke-12 di Hockenheim, Jerman, menjadi balapan terakhir Rio bersama Manor Racing di pentas F1. Rio tidak bisa lanjut sebagai pembalap Manor di sisa 10 seri ke depan lantaran belum menyetorkan sisa pembayaran sebesar 7 juta Euro (Rp102 miliar).
 
Rio akhirnya harus menerima fakta terdegradasi menjadi pembalap cadangan. Sementara posisinya digantikan oleh pembalap asal Prancis Esteban Ocon.

Manajer Rio, Piers Hunnisett mengatakan bahwa pihaknya sangat tertekan dalam satu bulan terakhir lantaran sulitnya mencari dana untuk Rio.
 
"Ini bukan hanya pekan yang berat, tapi tahun yang berat. Sejak awal kami sudah menghadapi masalah, dan pekan lalu sangat membuat kami stres. Apalagi masalah itu terus dibicarakan dalam satu bulan terakhir," ujar Hunnisett kepada reporter Metro TV, Valentinus Resa, Jumat 13 Agustus 2016.
 
"Juga banyak janji-jani dari (pemerintah) Indonesia tapi pada akhirnya tidak menjadi kenyataan. Jadi, pada akhirnya pihak Manor harus bersikap realistis. Mereka membutuhkan uang untuk menjalankan tim, jadi, mereka mengganti Rio dengan Esteban Ocon," lanjutnya.
 
Pemerintah sebagai harapan terakhir untuk memberikan bantuan, sebetulnya sempat memiliki ide untuk menganggarkan dana Rp100 miliar yang diambil dari APBN 2016 untuk membantu Rio. Jika uang itu cair, maka, Rio dipastikan bisa tampil satu musim penuh.
 
Sayangnya, rencana tersebut batal terealisasi lantaran ditolak Komisi X DPR RI. Keputusan ini terpaksa diambil lantaran pemerintah tidak ingin dianggap melakukan diskriminasi. Alternatif lain yang dilakukan Kemenpora dengan melakukan acara penggalangan, sms dukungan untuk Rio, hingga melobi para pengusaha nasional, tidak mampu menutupi biaya yang dibutuhkan. 
 
Piers memahami apa kendala yang dihadapi pemerintah. Ia hanya menyayangkan, pemerintah telah melewatkan peluang untuk mempromosikan Indonesia ke seluruh dunia.
 
"Kami sebenarnya tidak berharap pemerintah membayar sisa kekurangan dana. Tapi jika iya, tentu kami senang, karena itu juga akan jadi promosi yang bagus untuk Indonesia, karena ada 21 balapan yang tersebar di seluruh dunia. Dan Rio bisa jadi duta yang bagus untuk Indonesia, dan bisa membantu mendatangkan turis ke Indonesia," imbuhnya.
 
"Jadi sangat disayangkan jika langkah Rio harus terhenti di sini, karena di depan akan ada seri GP Malaysia, Singapura, dan juga Jepang yang mana itu bisa sangat menguntungkan buat Asia, juga Indonesia," tandasnya.
 
Lebih jauh, Piers juga menyebut bahwa pihak Manor tidak meminta dana 7 juta Euro untuk mempertahankan Rio sebagai pembalap utama. Sebab, mereka sangat sadar bahwa Rio memiliki potensi sehingga tetap mempertahankannya sebagai pembalap cadangan.
 
"Saya pikir tidak sebesar itu (jumlah yang harus dibayarkan). Mungkin bisa lebih rendah, karena tim (Manor) sangat ingin mempertahankan Rio. Tim juga tidak ingin menempatkan Rio sebagai pembalap cadangan, sama seperti harapan saya dan semua masyarakat Indonesia, ingin melihat Rio ikut balapan," kata Piers.
 
"Jadi, ide kami saat ini adalah tetap menempatkan Rio dalam atmosfer F1, dan kemudian membawanya kembali ke F1 secepat mungkin. Dan sekarang kami sedang mengerjakan hal itu," tandasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ACF)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan