"Kami sungguh melihat keuntungan event ini (F1) untuk kerajaan dan oleh karena itu kami berinvestasi sangat banyak," kata al-Faisal seperti dikutip dari Sport1.
Dia melanjutkan, Arab Saudi sangat optimistis bisa mendapat dua jadwal F1 tiap tahun. "Tapi kita perlu bicara lebih lanjut dengan pihak Formula 1 untuk melihat bagaimana kelanjutannya," tambang sang menteri.
Saat ini, sedang dibangun sirkuit baru secara permanen di Qiddiya yang kabarnya menjadi megaproyek hiburan di Riyadh--ibu kota Arab Saudi. Namun, keinginan al-Faisal itu tampaknya bakal sulit terwujud.
CEO F1 Stefano Domenicali mengatakan kalender tahunan F1 dimaksimalkan hingga 24 grand prix pada 2023. Dia tidak ingin menambah jumlah balapan lagi karena karena berbagai faktor.
"Saya tidak ingin membahas penambahan agenda dalam jumlah balapan. Kami mempertimbangkan banyak faktor ketika memilih tuan rumah, tapi 24 balapan sudah sangat jelas jumlah maksimal dari kami," kata Domenicali.
Oleh karena itu, salah satu opsi Arab Saudi adalah dengan menggelar event F1 di tempat berbeda pada tiap tahun. "Itulah yang terjadi di Jerman, Nurburgring dan Hockenheim, dan itu bisa menjadi pilihan bagi kami," ujar al-Faisal.
Sementara itu pada waktu yang sama, nasib GP Belanda yang sangat populer di Zandvoort masih belum ditentukan setelah tahun depan. Itu diketahui setelah surat kabar Noordhollands Dabglad menyebutkan bahwa bos balapan Jan Lammers mengaku belum menandatangani apa pun terkait GP Belanda hingga saat ini. (Sportsmole)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News