Walaupun demikian, Azhan menegaskan bahwa kepastian F1 kembali ke Negeri Jiran masih membutuhkan proses yang panjang. “Kami menyadari ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan, mulai dari biaya lisensi hingga kesiapan infrastruktur pendukung. Jika semua pihak bisa duduk bersama, tiga atau lima tahun ke depan kita bisa saksikan F1 lagi di Sepang,” ujarnya dikutip dari Business Today Malaysia.
Salah satu kendala utama yaitu biaya penyelenggaraan yang sangat tinggi. Lisensi perhelatan Grand Prix tersebut mencapai USD70 juta, belum termasuk biaya tambahan setup sekitar RM10-20 juta. Dengan total pengeluaran yang diperkirakan melebihi RM300 juta per tahun. F1 sebelumnya diberhentikan di Malaysia karena kombinasi beban finansial, minat penonton yang menurun, serta penjualan tiket yang tidak sesuai harapan. Baca Juga
Rumor ini juga sempat berkembang bahwa perusahaan energi nasional, Petronas, akan membawa kembali balapan F1 ke Sepang pada 2026. Namun, pihak Petronas yang juga merupakan sponsor dari Mercedes membantah kabar tersebut dan menegaskan tidak ada pembicaraan resmi terkait penyelenggaraan ulang GP Malaysia.
Meskipun demikian, sejumlah tokoh motorsport Malaysia, termasuk mantan Kepala SIC, Datuk Razlan Razali, mendorong agar pemerintah kembali mempertimbangkan ajang ini. Menurutnya F1 bukan hanya sekedar balapan, tetapi juga menjadi motor penggerak pariwisata dan ekonomi. “Grand Prix mendatangkan wisatawan mancanegara, menggerakkan sektor perhotelan, kuliner, hingga promosi global bagi Malaysia sendiri,” ujarnya.
Jika wacana ini terealisasi, Malaysia akan kembali masuk ke dalam kalender F1 pertama kalinya sejak 2017, ketika Sepang terakhir kali menjadi tuan rumah sebelum digantikan oleh beberapa sirkuit baru di Asia. (Indira Pramesti)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id