Perasaan yang berbanding terbalik jika kita melihat rekan setim Raikkonen di Ferrari, Sebastian Vettel. Pembalap asal Jerman itu begitu semringah menerima trofi sebagai pembalap yang memenangi GP Monaco. Kemenangan yang bersejarah buat Ferrari karena ini pencapaian pertama kali mereka sejak 16 tahun terakhir.
Raikkonen memang meraih pole position pada sesi kualifikasi. Ia juga sempat mendominasi jalannya lomba. Tapi kondisi kemudian berbanding terbalik ketika memasuki lap 34.
Pembalap Finlandia itu masuk pit stop dan merelakan dirinya dilewati dua pembalap. Termasuk Vettel, yang sempat menguntitnya di posisi kedua, yang kemudian berhasil memimpin lomba.Klik di sini: GP F1 Monaco, Magnet Bagi Selebriti & Pelaku Olahraga

Banyak publik berpandangan kalau Ferrari telah menerbitkan team order untuk memprioritaskan Vettel, ketimbang Raikkonen. Hal ini memicu kekecewaan bagi diri pembalap berjuluk The Ice Man tersebut.
"Saya tidak tahu, jelas itu tidak berjalan dengan baik buat saya. Tapi selain itu, saya tidak tahu. Maksud saya, kira-kira seperti yang bisa saya katakan bahwa akhir cerita saya ini buruk," ujar Raikkonen.
"Bagi tim ini hasil yang bagus, tidak untuk saya. Jelas itu bukan hasil ideal untuk finis di belakang mobil Vettel. Saya mendapat tempat kedua tapi ya, untuk tim bagus, tapi tidak untuk saya sendiri. Ini bukan hasil yang hebat," terang pembalap berjuluk The Ice Man.
Saat ini Raikkonen berada di posisi empat klasemen sementara pembalap. Ia baru mengumpulkan 67 poin. Jauh di belakang Vettel yang menduduki posisi puncak dengan keunggulan 62 poin atas Raikkonen. Kini ia pun tak tahu nasibnya untuk bersaing memperebutkan juara dunia apakah masih terbuka atau tidak.Klik di sini: Penyebab Kekalahan Tiongkok di Final Piala Sudirman 2017
"Ini adalah bagian awal tahun ini. Jadi kita lihat saja nanti. Sangat sulit untuk mengetahui apa yang terjadi di masa depan. Tapi kami akan terus mencoba melakukan yang terbaik setiap akhir pekan," sambungnya.
"Kami tidak bisa mengendalikan apa yang akan dilakukan orang lain, saya yakin semua orang akan mengalami akhir pekan yang sulit sepanjang tahun ini. Kami akan mencoba untuk meminimalkannya. Bila Anda memiliki waktu yang sulit, cobalah untuk melakukan yang terbaik darinya," tuturnya.

Insiden team order yang menimpa Schumi dan Barrichell di GP Austria 2002
Team order memang bukan hal ilegal di dunia balap F1. Jauh sebelum kejadian yang menimpa Raikkonen, Ferrari juga pernah menerapkannya saat pabrikan asal Italia ini memiliki Michael Schumacher dan Rubens Barrichello.
Pada GP Austria 2002, Barrichello diperintahkan untuk membiarkan Schumacher mendapatkan kemenangan. Kejadian itu langsung mendapat respons negatif dari media, karena perintah itu dikeluarkan sesaat sebelum kedua pembalap melintasi garis finis.
Baik Schumi maupun Barrichello tak senang dengan situasi tersebut. Sebagai ungkapan, Schumi menolak berdiri di puncak podium yang diperuntukkan bagi pemenang.Klik di sini: Keberuntungan Belum Berpihak pada Tim Pertamina Arden di Monaco
Menariknya, pada GP Amerika di tahun yang sama, Schumi membalasnya dengan memberikan Barrichello kemenangan. Hebatnya jarak waktu keduanya mencatatkan rekor, karena Barrichello hanya unggul 0.011 detik di garis finis dari Schumi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News