Pemilik tim Racing Point Lawrence Stroll mengatakan pihaknya sudah membuat kesepakatan dengan Aston Martin dan para pemangku kepentingan lainnya pada Senin 29 Maret. Hasilnya, Aston Martin akan berinvestasi sebesar 260 juta poundsterling atau sekitar Rp5,3 triliun.
Aston Martin diperbolehkan mengganti nama Racing Point karena Stroll menjelaskan mereka punya sejarah bagus yang bisa dijual lewat ajang Formula 1. Namun jika ditotal, hasil pertemuan itu berhasil mengumpulkan dana hingga 536 juta euro atau sekitar Rp10,9 triliun.
"Nama besar Aston Martin yang bersejarah memang perlu bersaing lagi di balapan tertinggi. Tapi saya pikir yang paling menarik adalah bisa mengembalikan memori Formula 1 dan adanya respons luar biasa dari para pemangku kepentingan, khususnya para fans. Saya tidak bisa memikirkan nama yang lebih baik lagi (selain Aston Martin)," kata Stroll dikutip dari racefans.net.
"Kami menempatkan Formula 1 sebagai strategi utama pemasaran global. Oleh karena itu, sangat masuk akal untuk mengubah nama Racing Point. Aston Martin sudah pernah berkompetisi dan sangat sukses di berbagai kelas. Kami jadi punya peluang untuk berprestasi di Formula 1," tambahnya.
Sejatinya, Stroll sudah sepakat kerja sama dengan Aston Martin sejak dua bulan lalu. Tapi, pandemi virus korona malah mengganggu keberlangsungan F1GP 2020 hingga saat ini. Menanggapi situasi tersebut Stroll menegaskan tidak akan mempengaruhi kerja samanya dengan Aston Martin.
"Saya tidak berpikir pandemi bakal menghancurkan bisnis karena komunitas balap pasti beradaptasi sebaik mungkin. Tapi sebagai tim, kami tentu merasa frustrasi karena tidak bisa berkompetisi. Oleh karena itu, kami memilih tinggal di rumah agar memenangkan pertarungan global ini," pungkas Stroll.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News