Juara dunia enam kali itu merupakan pebalap kulit hitam pertama yang berkompetisi di F1. Oleh karena itu, dia ingin bekerjasama dengan FIA agar keragaman dalam balapan F1 meningkat.
Seperti diketahui, Hamilton tumbuh di Stevenage, salah satu kota di Inggris. Dia sempat mendapatkan pelecehan rasial sejak masa kecil dan ketika merintis karier sebagai pebalap junior.
Hamilton berharap, ke depan, tidak ada lagi calon pebalap atau pebalap aktif yang mendapatkan perlakuan seperti yang ia alami.
Selain itu, Hamilton ingin ajang balapan di bawah F1 tidak perlu menghabiskan banyak biaya. Sebab, kata Hamilton, esensi balapan itu tidak melulu soal materi.
"Saya pikir, dunia motorsport telah berubah, jika Anda melihat Formula 3, itu tidak sama dengan dulu,” ujar Hamilton seperti dilansir Crash.
"Formula Renault bukanlah batu loncatan seperti dulu. GP3, GP2, hal-hal itu semakin mahal terus menerus, dan umumnya tidak perlu," sambungnya.
“Karting semakin mahal, tetapi itu tidak benar-benar perlu. Tetapi sekali lagi, itu karena bisnis tidak selaras dengan proses pemikiran saya," tuturnya.
"Jadi saya hanya mencoba berpikir tentang apa yang bisa saya lakukan, dan keberagaman adalah masalah berkelanjutan, dan akan terus menjadi masalah untuk waktu yang lama," jelas Hamilton.
Saat ini, Hamilton masih mencari formula terbaik agar pemikirannya bisa selaras dengan pihak penyelenggara.
“Saya mencoba untuk berpikir tentang apa yang sebenarnya bisa saya lakukan dan kerjakan, dan bagaimana saya bisa bekerja dengan F1. Jadi, saya masih berusaha memahami hal itu. Tapi, ini adalah prioritas utama saya dalam hal apa yang ingin saya lakukan untuk jangka panjang," pungkasnya. (Crash)
Video: Ronaldo Ingin Menjadi Pemain Film Setelah Pensiun
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News