Ricciardo diterpa berbagai masalah teknis dari mobilnya menjelang akhir kerja samanya dengan Red Bull, sebelum pindah ke Renault tahun depan. Masalah seperti kegagalan mesin dan gonta-ganti komponen mesin kerap merugikan hasil balapannya.
Pada F1 GP Brasil pekan lalu, Ricciardo harus dikenai penalti dengan memulai balapan dari urutan ke-11. Pasalnya, pada balapan sebelumnya di Meksiko, pengisi turbo dari mobilnya mengalami kerusakan setelah ia gagal finis.
Pembalap asal Australia itu merasa lelah dengan performa Red Bull. Meski mempunyai mobil yang sudah diakui kecepatannya, justru bobrok dalam masalah reliabilitas.
"Saya melihat tayangan ulang (insiden di Meksiko), dan itu hanya menambah sakit luka yang saya alami. Mereka juga menunjukkan statistik kegagalan saya finis musim ini lebih banyak dibandingkan yang dialami Lewis Hamilton dalam empat atau lima tahun terakhir, jadi mereka benar-benar memukul uppercut saya," kata Ricciardo dikutip Motorsport.
"Saya merasa setiap kali kami start di posisi belakang, mobil kami sangat cepat. Mungkin hanya menjadi harapan palsu yang menyakitkan," lanjut dia.
Kendati demikian, rekan satu tim Max Verstappen itu mampu mencatatkan dua kemenangan balapan di Tiongkok dan Monaco tahun ini. Namun, ia memang sampai delapan kali gagal finis balapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News