Kabidbinpres PBSI, Eng Hian (dok. PBSI)
Kabidbinpres PBSI, Eng Hian (dok. PBSI)

PBSI

Kumamoto Masters 2025 dan Australia Open 2025 jadi Ujian Konsistensi

Gregorius Gelino • 11 November 2025 18:22
Jakarta: Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menargetkan capaian optimal di dua turnamen yang merupakan rangkaian BWF World Tour Super 500 yaitu Kumamoto Masters 2025 yang akan berlangsung tanggal 11-16 November di Kumamoto Prefectural Gymnasium dan Australia Open 2025 yang akan berlangsung di Sydney Olympic Park pada tanggal 18-23 November 2025.

Uji Konsistensi dan Kumpulkan Poin

Kabid Binpres PBSI, Eng Hian mengatakan, kedua ajang tersebut menjadi momentum penting bagi atlet pelatnas untuk mengumpulkan poin peringkat BWF sekaligus menguji konsistensi performa mereka. PBSI menurunkan kombinasi pemain senior dan muda untuk memastikan pola regenerasi berjalan efektif dan seimbang serta memberikan kesempatan bertanding bagi atlet muda yang tengah menunjukkan progres positif.
 
“Dua turnamen ini tentunya mempunyai dua target yang berbeda. Untuk Kumamoto Masters saya menginginkan Alwi, Ubed, dan Dhinda bisa memperlihatkan performa terbaiknya dan mengalahkan pemain unggulan. Sementara untuk Grego dan Apri/Fadia saya berharap mereka bisa comeback dengan permainan terbaik mereka seperti sebelumnya. Intinya saya ingin melihat bagaimana kesiapan mereka dalam menghadapi tekanan dan mempertahankan performa mereka di level super 500 ini. Semoga mereka bisa tampil all out dan mengumpulkan poin rangking BWF sebanyak mungkin,” ujar Eng Hian
 
Lebih lanjut, Eng Hian menegaskan bahwa untuk Australia Open target untuk Tim Indonesia adalah merebut gelar juara melalui sektor tunggal putra dan ganda putra yang selama ini menjadi andalan utama Indonesia di berbagai turnamen international. Dengan kondisi  pemain yang semakin solid dan performa yang cukup konsisten dalam beberapa turnamen terakhir peluang untuk menjadi juara cukup terbuka. 

Baca juga: Akhir Pekan Ini, Ada Turnamen Padel Memperebutkan Hadiah Ratusan Juta Rupiah
 
“Saya berharap Fajar/Fikri bisa menjadi juara di Australia Open ini setelah tiga kali beruntun menjadi runner up di Korea Open, Denmark Open, French Open dan di turnamen terakhir terhenti di babak quarter final Hylo Open. Hasil di Australia Open ini menjadi sangat penting bagi Fajar/Fikri untuk bisa mengikuti World Tour Final yang akan berlangsung di bulan Desember mendatang. Tadinya kami juga mendaftarkan Fajar/Fikri ke Kumamoto Masters tetapi karena terkendala proses pembuatan visa Jepang yang memakan waktu lama, maka untuk program pemberangkatan pemain kami sesuaikan dengan membagi ke dalam dua turnamen yaitu Hylo Open dan Kumamoto Masters,” papar Eng Hian
 
Kabid Hubungan Luar Negeri PBSI, Bambang Roedyanto mengatakan untuk saat ini peraturan yang diterapkan untuk para pemain, pelatih, fisioterapis, dan dokter yang akan mengikuti/menghadiri sebuah turnamen di Jepang harus menggunakan visa khusus yaitu visa entertainer yang proses pembuatannya berkisar antara 2-6 minggu.
 
“Awalnya kita harus mendapatkan Certificate of Eligibility (COE) dari pemerintah Jepang yang akan memakan waktu 2-3 minggu. Setelah mendapat approval COE barulah kita bisa mengajukan visa entertainer yang setidaknya membutuhkan waktu 2 minggu lagi untuk visa entertainer tersebut selesai diproses. Oleh karena itu, para pemain kita yang berlaga di Hylo Open tidak bisa berlaga di Kumamoto Masters karena terbentur proses ini,” jelas Rudy. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KAH)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan