Bertanding di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, Gregoria hanya butuh waktu 35 menit untuk menyelesaikan pertandingan. Durasi tersebut memang terbilang singkat, tapi Gregoria sempat mendapat perlawanan ketat pada gim kedua.
Gregoria langsung tampil meyakinkan ketika memulai gim pertama. Raihan poinnya memang sempat disamai hingga skor 2-2, tapi setelah itu Gregoria selalu memimpin untuk memastikan kemenangan pada gim pertama.
Chaiwan baru menunjukkan perlawanan ketat ketika memainkan gim kedua karena mampu memimpin raihan poin dan membuat Gregoria jatuh bangun mengembalikan shuttlecock. Tapi selepas kedudukan 12-12, Gregoria bangkit dan mendominasi permainan untuk menutup laga.
Berbicara seusai laga, Gregoria mengaku agak tegang untuk menyambut laga karena Istora sudah boleh dipadati suporter lagi setelah vakum sekitar dua tahun karena pandemi. Kemudian, Gregoria juga membeberkan kondisinya setelah kerepotan meladeni Chaiwan pada gim kedua.
"Puji tuhan, saya bisa main sesuai keinginan sejak awal. Tapi jujur, agak aneh main di Indonesia dengan suasana seperti ini (penuh penonton). Saya jadi agak tegang ketika masuk lapangan, tapi sudah bisa tampil lepas ketia memulai laga," kata Gregoria dalam jumpa pers.
"Mungkin gim kedua agak sulit karena lawan mengubah pola dengan bermain reli. Cara tersebut cukup efisien karena membuat saya berlarian, tapi saya pun tidak ingin membuang poin," tambahnya.
"Saya sempat jatuh tengkurap karena kaget dengan pukulan lawan yang mengarah ke bodi. Kemudian posisi kaki saya juga tidak seimbang karena bingung mengembalikannya. Meski demikian, kondisi saya tidak apa-apa," pungkas Gregoria.
Selanjutnya pada babak kedua, Kamis 9 Juni, Gregoria bakal berhadapan dengan pemenang dari Line Christophersen (Denmark) vs Pusarla V. Sindhu (India). Pusarla tampak di atas angin karena dia berstatus sebagai unggulan keempat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News