Di final, Ahsan/Hendra mengalahkan Liu Xiaolong/Qiu Zihan dalam pertandingan dua game 21-17, 21-14, Minggu 16 Agustus malam WIB. Menekan dan tidak memberikan lawan kesempatan untuk berkembang menjadi salah satu kunci kemenangan pasangan ini.
"Hari ini kita main lepas dan berhasil menekan pemain Tiongkok duluan sehingga mereka tidak berkembang," ujar Hendra selepas pertandingan kepada wartawan.
"Saat unggul perolehan poin kita tidak berpikir kalau itu sudah menang dan selalu berusaha mendapatkan poin per poin," timpal Ahsan.
Sementara itu, sang pelatih, Herry Iman Pierngadi menegaskan bahwa sejak awal turnamen, irama permainan Ahsan/Hendra sudah diatur. Coach Herry ingin anak asuhnya bisa klimaks di final.
Itu terbukti saat Ahsan/Hendra tampil tidak terlalu meyakinkan di babak awal. Akan tetapi, di semifinal dan final mereka tampil apik dengan melibas lawan-lawannya hanya dalam dua game.
"Mereka berdua pemain senior, sejak awal tempo permainan sudah diatur. Kalau sejak awal sudah tempo cepat, takut kehabisan 'bensin' sampai di akhir. Beda perlakuan dengan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi," ucap Herry kepada awak media.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News