Greysia Polii/Nitya Krishinda saat memamerkan medali emas yang mereka raih (Foto: badmintonindonesia.org)
Greysia Polii/Nitya Krishinda saat memamerkan medali emas yang mereka raih (Foto: badmintonindonesia.org)

Kaleidoskop Bulutangkis: Manisnya Medali Emas Ganda Putri Asian Games 2014

Krisna Octavianus • 22 Desember 2014 06:43
medcom.id: Beberapa kejadian unik seputar olahraga yang paling terkenal di Indonesia, bulutangkis sepanjang 2014 coba dirangkum metrotvnews.com mulai dari kegagalan para pemain Indonesia berprestasi di tingkat dunia sampai kembalinya medali emas Asian Games 2014 di nomor ganda putri setelah menunggu 36 tahun. Simak rangkuman ceritanya berikut ini.
 
Januari 2014
 
Pebulutangkis Indonesia pada awal tahun ini diperhadapkan dengan dua ajang, yakni Malaysia Super Series Premier dan Korean Super Series. Akan tetapi, tidak ada satupun wakil Indonesia yang mampu meraih gelar.

Februari 2014
 
Tidak ada turnamen pada bulan ini, semua pebulutangkis kelas dunia sedang mempersiapkan diri untuk ajang bulutangkis paling bergengsi di dunia All England bulan selanjutnya.
 
Maret 2014
 
All England digelar pada bulan ini, tepatnya 4-9 Maret 2014. Indonesia berhasil pulang dengan dua gelar lewat Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Owi/Butet raih gelar yang ketiga secara beruntun.
 
April 2014
 
Turnamen yang digelar pada bulan ini adalah Singapura Open Super Series. Indonesia pulang bawa dua gelar dari Simon Santoso dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
 
Mei 2014
 
Kejuaraan dunia beregu paling bergengsi di dunia digelar, yakni Thomas & Uber Cup. Di turnamen ini Indonesia gagal total baik di nomor putra maupun putri. Sedangkan, tim putra Jepang untuk pertama kali berhasil menyabet piala Thomas Cup.
 
Juni 2014
 
Pada Juni, Indonesia Open Super Series digelar. Ironisnya, Indonesia gagal bawa pulang satu gelar pun setelah Hendra/Ahsan kalah di final dari pasangan Korea Selatan Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong.
 
Juli 2014
 
Tidak ada turnamen bergengsi digelar pada bulan ini. Juli menandai para pemain dunia rehat menjelang kejuaraan dunia pada Agustus.
 
Agustus 2014
 
Kejuaraan dunia dihelat di Copenhagen, Denmark pada 17-22 Agustus. Indonesia gagal bawa pulang satu gelar pun pada perhelatan kali ini, tetapi ada hiburan karena Tommy Sugiarto merengkuh medali perunggu. Kejutan datang di nomor tunggal putri, Carolina Marin asal Spanyol berusia 21 tahun berhasil juara dunia setelah kalahkan Lui Xuerui (Tiongkok).
 
September 2014
 
Pada periode ini Asian Games berlangsung di Incheon, Korea Selatan. Di nomor beregu Indonesia gagal total setelah baik putra maupun putri gagal di perempat final. Di nomor perorangan, Indonesia gondol dua medali emas dari Hendra/Ahsan dan Greysia Polli/Nitya Krishinda. 
 
Bagi Greysia/Nitya, mereka berhasil memutus dahaga gelar di nomor ganda putri yang terakhir kali diraih Indonesia 36 tahun yang lalu.
 
Oktober 2014
 
Oktober 2014 tersaji Denmark Open Super Series Premier. Indonesia nihil gelar dari gelaran kali ini. Sedangkan, tuan rumah Denmark dan Tiongkok merajai turnamen ini.
 
November 2014
 
Rangkaian turnamen Super Series berakhir di Tiongkok, tepatny pada 11-16 November. Tiongkok sebagai tuan rumah hanya kebagian dua gelar dan Korea Selatan dapat satu gelar.
 
Sementara itu, India mengejutkan banyak orang dengan menempatakn dua wakil di nomor ganda sebagai juara.
 
Desember 2014
 
Rangkian turnamen bergengsi selama 2014 ditutup dengan dihelatnya Dubai Super Series World Final. Turnamen ini merupakan turnamen yang hanya diikuti oleh pebulutangkis yang berada di peringkat 1-8 dunia.
 
Indonesia gagal bawa pulang gelar setelah empat wakilnya kandas di babak grup. Sedangkan, Tiongkok raih dua gelar, sedangkan Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang masing-masing kebagian satu gelar.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RIZ)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan