Praveen dan Melati tertekan karena tampil di depan pendukung sendiri. Sedangkan sang lawan lebih rileks karena tak diunggulkan. Alhasil, setelah melakoni pertarungan tiga game selama 63 menit, Praveen/Melati harus menyerah 19-21, 21-14 dan 18-21.
"Tadi game terakhir itu sayang banget, awal-awal mimpin jauh tapi pas 11 poin itu banyak bola mati sendiri. Finishingnya yang gampang malah mati sendiri di poin kritis," kata Melati.
"Lawan nothing to lose. Mereka fight aja gitu. Mereka ngalahin Thailand (pada babak kedua). Mereka gak ada beban. Kalau kita kan di tempat sendiri, unggulan, jadi ya ada beban. Ya permainan Eropa kan strategi, tekniknya ya merata aja," lanjut Praveen.
Namun, Praveen dan Melati mengaku tak mempermasalahkan kegagalan menjadi juara di Indonesia Masters. Mereka mengaku lebih fokus di All England dan Olimpiade 2020.
"Kalau habis di (turnamen level) 500 tak apa. Target kita kan di All England dan Olimpiade. Di sini kami dapat pelajaran banyak, kami akan evaluasi untuk ke All England nanti," tutup Praveen.
Video: ?Video: Latih Barcelona, Setien Janjikan Permainan Bagus
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News