Sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI, Susi Susanti, PBSI hanya menargetkan satu gelar. Susi menegaskan bahwa dua nomor menjadi andalan Indonesia yakni ganda putra dan ganda campuran. Sedangkan ganda putri, kata Susi, trennya sedang tidak oke. Apalagi, semenjak Greysia Polii dan Nitya Krishinda dipisah.
Menilik kekuatan Indonesia di sektor ganda putra ada Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi yang perlahan mulai menemukan ritme permainan yang pas. Jika tampil konsisten, bukan mustahil bisa membawa gelar.
Lalu, ada Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro. Sejak dipisahkan dari Hendra Setiawan, prestasi Mohammad Ahsan belum terlihat. Oleh karena itu, momen All England wajib dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Sedangkan untuk ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kembali bermain bersama. Pasangan yang karib disapa Owi/Butet itu diharapkan bisa membawa harum nama Indonesia.
Tidak ketinggalan juga, juara bertahan Praveen Jordan/Debby Susanto siap dimainkan. Mereka juga berpeluang untuk melaju ke final lantaran memiliki pengalaman bermain di pentas dunia yang cukup.
Jaga Tradisi Gelar
Pertama kalinya Indonesia mengibarkan namanya di All England terjadi pada 1959. Ketika itu, Tan Jae Hok menjadi juara di sektor tunggal putra.
Dan pada tahun 1968, pebulu tangkis Indonesia mulai diperhitungkan. Pasalnya, tunggal putra Rudy Hartono menyapu bersih tujuh kemenangan beruntun di sektor tunggal putra.
Pada tahun itu juga, ganda putri Minarni Sudaryanto/Retno Koestijah meraih gelar juara di nomor ganda putri.
Lalu di nomor ganda putra, Tjun Tjun/Johan Wahjudi menjadi juara pada 1974. Pasangan itu juga meraih gelar pada tahun berikutnya. Sedangkan untuk ganda campuran, Indonesia baru bisa membuka keran gol juara pada 1979. Ketika itu, Christian Hadinata dan Imelda Wiguna yang pertama kali menyabet gelar ganda campuran di All England.
Memasuki 1982 -- 1989, Indonesia sesekali menjadi juara. Namun, pada medio 1990an hingga 2000an, Indonesia sering menempatkan wakilnya menjadi juara.
Bahkan, ganda campuran Owi/Butet mencatatkan hattrick gelar pada 2012 -- 2014. Kini, dengan skuat pemain muda dan senior, PBSI menargetkan satu gelar.
“Target kami minimal bisa mempertahankan satu gelar seperti tahun lalu. Namun kami maunya semua sektor ada peningkatan. Mudah-mudahan hasilnya bukan cuma satu (gelar), tahu-tahu bisa ada dua gelar, amin” ujar Susi.
"Kalau di tunggal putri dan tunggal putra, pemain muda dibilang prestasinya tinggi juga belum, tapi sudah menunjukkan peningkatan. Mudah-mudahan di All England jangan cuma berhenti di kualifikasi atau babak pertama, minimal babak delapan besar, sudah cukup bagus, karena dari rangking dan kualitas sedang mengejar,” sambungnya.
Berikut daftar pemain Indonesia yang berlaga di All England 2017:
Tunggal Putra
Sony Dwi Kuncoro, Tommy Sugiarto, Anthony Sinisuka Ginting, Ihsan Maulana Mustofa, Muhammad Bayu Pangisthu.
Tunggal Putri
Fitriani, Dinar Diah Ayustine, Lyanny Alessandra Mainaky.
Ganda Putra
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro, Hendra Setiawan/Tan Boon Heong (INA/MAS).
Ganda Putri
Greysia Polii/Rizki Amelia Pradipta, Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda/Apriani Rahayu, Tiara Rosalia Nuraidah/Ni Ketut Mahadewi Istarani.
Ganda Campuran
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Praveen Jordan/Debby Susanto, Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia.
Video: Cuaca Buruk Buat Lintasan di MXGP Rusak
Cek Berita dan Artikel yang lain di
