"Saya senang karena regenerasi di sektor ganda putra sudah berjalan baik. Ada pasangan pelapis yang bisa lolos ke final All England. Ini menunjukkan bahwa regenerasi sudah berjalan dengan baik," ujar Hendra dalam rilis Humas PBSI, Minggu 20 Maret dini hari WIB.
"Yang pasti regenerasi sudah berjalan di jalur yang tepat. Saya senang dengan hadirnya Bagas/Fikri bisa ke final. Yang pasti dengan terjadinya all Indonesia final, sudah pasti ada satu gelar juara bisa kita bawa pulang," timpal Ahsan yang menjuarai All England 2019 bersama Hendra.
The Daddies--julukan Ahsan/Hendra belum mencicipi gelar juara lagi sejak BWF World Tour Finals 2019 di Guangzhou, Tiongkok. Pencapaian terbaik mereka pada tahun lalu, hanya menjadi runner up ajang BWF World Tour Finals 2020 di Thailand. Selepas itu, mereka hanya bisa melaju ke perempat final French Open dan Hylo Open 2021.
Sementara itu bagi Fikri/Bagas, pencapaian ke final All England merupakan prestasi terbaik mereka di sepanjang karier level senior. Tapi, pasangan ganda putra yang tergolong pemain muda itu pernah menjadi runner-up Belgian International Challenge 2021 dan menembus perempat final Denmark Open 2021.
Dalam debutnya tampil di All England pada tahun ini, Bagas/Fikri kerap membuat kejutan sebelum ke final. Beberapa di antaranya dengan mengalahkan juara dunia 2021 asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di perempat final dan menundukkan rival senegara Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo yang berstatus sebagai unggulan pertama pada semifinal.
"Saya masih merasa seperti mimpi. Tapi apabila ini mimpi, saya tidak mau terbangun karena kami menjalani hari-hari sulit tahun lalu," kata Fikri usai kemenangannya atas Minions.
"Tahun ini kami mau bangkit dan semoga ini menjadi awal yang baik buat kami," tambahnya. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News