"Sumber bibit pemain potensial pastinya tersendat karena audisi setiap tahun digelar untuk mencari itu. Secara umum, kuantitas mungkin berkurang, tapi masih bisa mencari bakat baru dari turnamen-turnamen di Indonesia. Pemandu bakatnya mungkin akan bekerja lebih keras," ungkap Broto ketika dihubungi Medcom.id pada Senin (9/9/2019).
Broto menganggap penghentian acara tersebut takkan berpengaruh banyak bagi prestasi bulu tangkis nasional. Ia menambahkan, masih banyak klub-klub bulu tangkis lain yang tidak kalah dari segi prestasi maupun fasilitas.
"Susah mengukur efeknya, agak susah. (Lagi pula) masih ada klub-klub besar lain yang menggelar audisi. Bibit-bibit pemain masih bisa pindah ke klub lain seperti Jaya Raya Jakarta dan Mutiara Kardinal Bandung," lanjutnya.
Meski demikian, Broto berharap PB Djarum bisa menemukan solusi dan melanjutkan audisi beasiswa tersebut. "Kalau memang benar tulus membina, Djarum bisa ganti anak perusahaan yang lain," tutup Broto.
Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), melayangkan protes eksploitasi anak pada Audisi Beasiswa Bulu Tangkis PB Djarum. Mereka merasa PB Djarum memanfaatkan acara itu untuk mempromosikan brand rokok.
Merespons hal itu, pihak Djarum memilih untuk menghentikan seluruhnya program yang telah berjalan sejak 2006 tersebut. Mereka menilai tidak bisa mencapai kesepakatan dengan KPAI dan memilih untuk menghentikan program yang telah berjalan sejak 2006 tersebut.
Video: Juara F1GP Italia jadi Kemenangan Kedua Leclerc
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id