Adalah Kantaphon Wangcharoen yang mengalahkan Ginting pada partai pembuka kontra Thailand. Saat itu, dia harus bertanding selama 1 jam 28 menit untuk menutup laga dengan skor 21-16, 22-24, dan 23-25.
Ginting sejatinya sudah memberikan perlawanan dan beberapa kali mengungguli raihan poin pada game pertama maupun game ketiga. Tapi, performanya masih kurang konsisten ketika menjaga keunggulan, khususnya pada poin-poin akhir.
Menurut Irwansyah, Ginting terlau bermain aman pada poin-poin kritis dan kurang berani menekan saat memimpin angka di 23-22 (game ketiga). Padahal, Irwansyah menilai lawan juga sudah capek dan tegang meladeni permainan Ginting.
"Intinya Ginting kurang nekad dan berani di poin-poin kritis. Kurang menekan dan maunya bermain aman. Padahal sudah saya ingatkan untuk lebih berani. Namun inilah pertandingan, ada menang dan kalah. Ginting kali ini kalah," kata Irwansyah dikutip dari rilis Humas PBSI
Sementara itu, Ginting mengaku tetap puas dengan performa saat kalah dari Wangcharoen. Sebab, dia mengaku jadi tampil lebih lepas ketimbang laga perebutan Piala Sudirman di Finlandia beberapa waktu lalu.
"Secara keseluruhan ada hal yang layak disyukuri. Permainan saya lebih berkembang dan semua bisa keluar, kendati kalah," kata Ginting.
Indonesia memang masih terhindar dari kekalahan meski Ginting gagal menyumbang poin. Tapi, itu baru terjadi setelah Shesar Hiren Rhustavito menaklukkan Adulrach Namkul pada partai kelima untuk membalikkan keadaan menjadi 3-2.
Sebelumnya, Indonesia hanya meraih poin dari laga ganda putra yang dimainkan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto. Sebab pada partai ketiga, Jonatan Christie dikalahkan dengan mudah oleh Kunlavut Vitidasrn.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News