Sebelumnya, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai adanya unsur eksploitasi anak dalam Audisi Beasiswa Bulu Tangkis PB Djarum. Mereka menilai logo dan warna yang digunakan tidak lepas dari brand image produk rokok Djarum.
Tidak ingin polemik berlanjut, PB Djarum mengambil sikap dengan menghentikan program audisi beasiswa bulu tangkis mulai 2020. Padahal, program tersebut sudah berjalan sejak 2006 dan berhasil menelurkan atlet-atlet andalan Indonesia seperti Kevin Sanjaya dan Tontowi Ahmad.
"Kami tidak akan menghentikan pencarian bibit, itulah prinsip, kalau sampai berhenti saya keluar dari ketua PBSI karena inti dari masa depan bulu tangkis adalah rekrutmen, kalau itu dipermasalahkan ya selesai," kata Wiranto.
Menurut Wiranto, polemik antara KPAI dan PB Djarum seharusnya bisa diselesaikan dengan cara baik-baik dan bermusyawarah.
"Kalau semua memahami tujuan pembinaan pasti akan baik-baik saja. Tapi ini belum-belum sudah ada kecurigaan dan kesalahpahaman pasti tidak ketemu," ujarnya.
"Kami akan memediasi pertemuan ini. (Tapi sekarang) masih panas, karena publik sudah ikut. Intinya (pembibitan atlet) kita tak akan berhenti," tambahnya.
Tak ingin ketinggalan update berita bola dan olahraga? Follow instagram kami @medcom_olahraga
Video: ?Polemik Eksploitasi Anak, PB Djarum Terapkan Strategi Tradisional
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id