Menang relatif mudah pada game pertama, penampilan Praveen/Debby sempat menurun pada game kedua hingga mereka tertinggal jauh 3-11 di interval game. Mencoba mendekat 17-20, namun sayang Praveen/Debby gagal mengamankan game kedua. Pasangan juara All England 2016 ini juga sempat ketinggalan 3-7 pada game penentuan. Namun setelah kembali menemukan pola permainan mereka, akhirnya game ketiga berhasil direbut Praveen/Debby.
“Waktu di game kedua itu kami kan pindah lapangan, kami merasa feeling nya belum dapet. Istilahnya kami lambat dapat ritme permainannya,” ungkap Praveen seperti dilansir Badmintonindonesia.org, Rabu (25/10/2017).
“Pasangan Denmark ini sebetulnya tidak terlalu berbahaya, cuma jangan sampai lengah saja,” tambahnya.
Sementara itu Debby yang pekan lalu baru saja melangsungkan pernikahan, mengaku hal tersebut tak mengganggu peformanya di kejuaraan ini.
“Sama saja ya rasanya dengan tanding di kejuaraan-kejuaraan lain, nggak ada bedanya kok. Di pertandingan tadi memang masih penyesuaian, pada game kedua kami memang agak kendor, gerakan kakinya agak buru-buru, touch nya buru-buru, semua serba buru-buru,” jelas Debby.
Pada babak kedua, Praveen/Debby akan berhadapan dengan Dechapol Puavaranukroh/Puttita Supajirakul (Thailand). Pasangan ini merupakan kombinasi baru. Biasannya Puavaranukroh berpartner dengan Sapsiree Taerattanachai yang kini dalam proses penyembuhan cedera.
“Beda partner pasti beda pola main, ini yang mesti kami waspadai. Mereka juga pemain yang punya kecepatan cukup bagus,” imbuh Debby soal lawan.
Sementara itu, pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro lolos ke babak kedua dengan menundukkan Lu Ching Yao/Yang Po Han (Taiwan), dengan skor 21-17, 21-18.
Video: KONI Gelar Rapat Koordinasi Cabor Unggulan Asian Games 2018
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News