Tommy harus gugur setelah ditaklukkan Rajiv Ouseph dengan skor rubber game, 13-21, 21-14, 16-21. Jalannya pertandingan kontra wakil Britania Raya itu berlangsung sengit karena Tommy sempat bangkit pada game kedua.
Memasuki pengujung game ketiga, permainan Tommy baru mulai kendor. Bola pengembaliannya sering menguntungkan lawan dan kesalahan-kesalahan sendiri juga tak jarang tercipta. Situasi makin tidak menguntung ketika Tommy tertinggal dengan skor 15-20 pada game pamungkas tersebut.
“Pertama, jujur kondisi saya saat datang ke olimpiade memang dalam keadaan ada masalah pinggang. Waktu tiba di Sao Paulo, dua-tiga hari saya merasakan cedera pinggang. Jadi cover lapangannya enggak leluasa, terutama saat mengambil bola-bola silang, saya jadi kesulitan,” ujar Tommy seusai laga.
“Saya terlalu bernafsu di awal permainan, lepas kontrol sehingga tenaga saya habis di awal-awal. Selain itu, Ouseph penampilannya juga bagus hari ini, serangan saya kebanyakan bisa ditahan,” lanjutnya.
Alasan Tommy diamini juga oleh Toto Sunarto yang bertugas sebagai pelatih. Menurutnya, lawan bisa menang dengan selisih agak jauh karena dimudahkan oleh bola-bola pengembalian Tommy.
“Soal hasil, kami sudah pasti kecewa, padahal Tommy unggul 5-0 dalam rekor pertemuannya dengan Ouseph. Tetapi kalahnya malah di kejuaraan besar. Penampilan Tommy sudah maksimal, namun karena enggak leluasa ambil bola, dia jadi keatur terus sama lawan,” tutup Toto.
Tim bulu tangkis Indonesia hanya menyisakan satu wakil di final, yakni pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sebelumnya, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari yang tampil di sektor ganda putri juga gugur pada perempat final. (RO)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News