Rinov/Gloria mengakui bahwa ganda campuran nomor satu dunia itu unggul secara pengalaman dan konsistensi. Ditambah lagi, Rinov secara pribadi mengakui dirinya kurang tenang ketika memimpin 19-14 dan mencoba mengakhiri laga lebih dini yang justru membuatnya banyak melakukan kesalahan.
"Mungkin dari pengalaman dan konsistensi, terutama di game kedua, kami tidak bisa mengimbangi mereka. Kami sudah unggul 19-14 di gim kedua, tetapi tidak bisa menyelesaikan pertandingan. Kami banyak salah sendiri," ujar Rinov.
"Sebenarnya, hingga memimpin di game kedua, pola permainan kita sudah jalan. Lawan jadi nggak enak. Sayang finishing kami kurang baik. Saat disusul saya merasa panik dan seharusnya tidak boleh," urainya.
Di sisi lain, Gloria tak memungkiri bahwa Zheng/Huang layak menjadi nomor satu dunia karena memiliki power, kepintaran, dan cepat mengubah pola ketika pola yang mereka gunakan tak bekerja sesuai keinginan.
"Sangat disayangkan saya tidak bisa sumbang angka, walaupun sudah unggul. Perasaan saya sangat sangat sedih. Sudah unggul, tetapi tidak jadi menang. Kita sudah maksimal," ungkap Gloria.
"Lawan kita akui punya power, pintar, dan cepat mengubah pola permainan. Itu kelebihan mereka sebagai pasangan nomor satu dunia," jelasnya.
Rinov dan Gloria sejatinya baru pertama kali dipasangkan di turnamen resmi, meski kerap berpasangan ketika berlatih di pelatnas. Walau begitu, mereka merasa tetap bisa menampilkan performa maksimal.
"Meski baru dipasangkan di pertandingan ini, kita kan sama-sama pemain ganda campuran. Kita dulu juga pernah berlatih bareng di pelatnas. Sehingga tahu kebiasaan masing-masing," tutur Rinov.
"Kita bisa bermain dengan partner baru dengan sangat baik. Disayangkan kami belum bisa memberi yang terbaik. Kami minta maaf untuk Indonesia," timpal Gloria.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
