Bertanding di lapangan 1 Istora Senayan, Marin yang tampil dengan status pemain terbaik dunia sempat kalah pada game kedua. Beruntung, ketika memainkan game ketiga ia mampu bangkit dan menutup laga dengan skor total, 21-17, 15-21, dan 21-16.
Usai bertanding, Marin mengaku heran melihat hasil tersebut. Ia mengaku gagal tampil maksimal. Ia sempat gugup di awal laga dan cukup terganggu dengan keputusan wasit yang tidak memperbolehkannya membersihkan lantai.
"Hari ini sebetulnya bukan hari saya. Tapi saya bersyukur sekali bisa menyelesaikannya dengan baik. Saya sempat gugup di awal laga. Tapi, ketika melihat poin demi poin, akhirnya saya berhasil tidak membuat kesalahan," ujar Marin seusai laga lewat jumpa pers, Sabtu (15/8/2015).
"Kemudian saya juga sedikit frustrasi dengan wasit yang tidak mengizinkan petugas kebersihan untuk membersihkan lantai. Padahal, keringat saya bercucuran banyak sekali di lapangan saat itu. Bingung, saya tidak tahu wasit membuat keputusan seperti itu," tambahnya.
Kemenangan ini mengantarkan Marin ke final Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis untuk yang kedua kalinya. Di final, Minggu 16 Agustus, ia masih menunggu pemenang antara Lindaweni Fanetri (Indonesia) kontra Saina Nehwal (India).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
