Jonatan yang berstatus sebagai unggulan ketujuh sempat kehilangan gim pertama lebih dulu di Lapangan 2 Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou. Namun, Jojo--sapaan Jonatan bisa bangkit dan membalikkan keadaan ketika memainkan dua gim selanjutnya.
Toma yang bukan unggulan mampu merebut gim pertama lebih dulu dengan skor 21-16. Setelah itu, dia kalah pada gim kedua dengan skor 18-21 dan dipastikan tersingkir ketika takluk pada gim ketiga dengan skor ketat 20-22.
Bicara tentang kemenangan yang diraih dalam tempo 73 menit itu, Jojo menjelaskan bahwa dirinya sendiri tak menyangka bisa membalikkan keadaan. Sebab, Toma dinilainya sempat unggul jauh pada gim ketiga dan diuntungkan dengan sisi lapangan.
"Sebelum interval gim ketiga, Toma seharusnya bisa bermain lebih bebas karena keuntungan sisi lapangan, tapi dia beberapa kali melakukan kesalahan. Jadi cukup tidak menyangka bisa unggul terlebih dahulu dengan gap yang lumayan, 9-5 kalau tidak salah," kata Jojo ketika diwawancarai Tim Media & Humas PBSI.
"Namun ketika dia bisa kembali menaikkan tempo, saya kembali merasa kurang nyaman dan akhirnya tersusul menjadi 9-11, dan itu cukup disayangkan," tambahnya.
"Setelah interval, saya masih kurang tenang tapi perlahan bisa kembali menguasai keadaan. Sempat hilang (fokus) juga saat dia memaksa setting (deuce), tapi masih ada kesempatan yang belum terbuang jadi mencoba fokus lagi untuk memenangkan pertandingan," lanjut Jojo.
Dengan kemenangan ini, Jojo artinya berhasil menyusul rekan senegera Anthony Sinisuka Ginting yang melaju ke perempat final lebih dulu dengan mengalahkan tunggal putra terbaik dunia Shi Yu Qi. Selanjutnya pada babak 8 besar, Jumat 20 September, Jojo akan menghadapi wakil tuan rumah Lei Lan Xi.
"Saya harus benar-benar memperhatikan lagi kondisi menang-kalah anginnya karena itu akan mempengaruhi strategi permainan. Besok lawan Lei Lan Xi, saya akan belajar dari pertemuan minggu lalu," tutup Jojo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
