Greysia Polii (Foto: AFP/Pedro Pardo)
Greysia Polii (Foto: AFP/Pedro Pardo)

Kesabaran dan Komitmen Greysia Berbuah Sejarah Baru Bagi Bulu Tangkis Indonesia

Patrick Pinaria • 02 Agustus 2021 17:53
Tokyo: Suasana suka cita sedang dirasakan pebulu tangkis ganda putri Indonesia Greysia Polii. Ia bersama rekannya, Apriyani Rahayu merayakan keberhasilan meraih medali emas pada Olimpiade 2020 usai menaklukkan wakil Tiongkok, Cheng Qing Chen/Jia Yi Fan.
 
Greysia dan Apriyani tidak mudah bisa meraih kemenangan tersebut. Mereka butuh waktu hampir satu jam alias 57 menit guna mengalahkan Qing Chen/Yi Fan lewat dua game langsung 21-19, 21-15.
 
Keberhasilan Greysia/Apriyani meraih medali emas menjadi torehan istimewa buat Indonesia. Sebab, ini merupakan medali emas pertama kontingen Merah Putih pada Olimpiade 2020.

Sebuah pencapaian luar biasa tentunya. Apalagi, Greysia/Apriyani sejatinya tidak terlalu diunggulkan dalam meraih medali pada awal Olimpiade 2020. 
 
Sejarah buruk ganda putri Indonesia di Olimpiade juga menjadi salah satu penyebab Greysia dan Apriyani tidak diunggulkan. Sebelum Olimpiade Tokyo 2020, ganda putri Indonesia menjadi satu-satunya nomor pertandingan yang belum pernah menyumbangkan medali di olimpiade.
 
Greysia pun memahami situasi tersebut. Namun, hal itu tak membuat semangat Greysia pun mengendur. 
 
Namun, butuh perjuangan ekstra keras yang harus dihadapi Greysia untuk mencapai impian masa remajanya itu. Berulang kali gagal pada ajang Olimpiade edisi-edisi sebelumnya pun harus ia terima lantaran harus menghadapi lawan-lawan tangguh.
 
Bahkan, tantangan berat itu pun kembali dihadapi Greysia pada Olimpiade 2020 yang digelar di Tokyo tersebut. Terutama di babak fase gugur. Pada babak perempat final, mereka sudah harus berjumpa dengan ganda putri nomor tujuh dunia, Du Yue/Li Yin Hui.
 
Kemudian, Greysia menghadapi unggulan asal Korea Selatan, Lee Sohee/Shin Seungchan di semifinal sebelum akhirnya berjumpa dengan Qing Chen/Jia Yi Fan di final.
 
Greysia tak menampik bahwa China dan Korea Selatan berada jauh di depan untuk sektor ganda putri. Namun perempuan berusia 33 tahun itu tak mau menyerah. Usai gagal di Olimpiade 2012 London dan Rio 2016, Greysia bangkit bersama tandemnya saat ini Apriyani Rahayu.
 
"Ketika orang-orang bilang ‘Kamu tidak akan berhasil karena Indonesia tidak punya sejarah di ganda putri. Tentu saja China dan Korea Selatan sangat kuat, tetapi saya tetap sabar dan komitmen," kata Greysia.
 
"Dibutuhkan komitmen untuk meraih mimpi, untuk meraih emas. Dan disinilah kami sekarang. Keluarga saya mengatakan kepada saya untuk tidak menyerah, jangan berhenti," tambahnya.
 
Kesabaran dan komitmen Greysia pun membuahkan hasil. Ia pun akhirnya berhasil mengalahkan semua lawannya itu dan berhasil meraih medali emas pertama untuk tunggal putri Indonesia dalam sejarah Olimpiade.
 
Keberhasilan Greysia meraih medali emas juga melengkapi daftar peraih medali emas Indonesia untuk semua sektor sejak cabang bulu tangkis pertama kali dipertandingkan di Olimpiade 1992 Barcelona. Catatan itu pula membuat Indonesia sejajar dengan Tiongkok yang telah mempunyai koleksi emas Olimpiade dari semua sektor terlebih dulu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan