Laga pamungkas yang ia pimpin yakni final kategori tunggal putri antara Chen Yu Fei (Tiongkok) melawan Tai Tzu Ying (Taiwan). Pertandingan itu dimenangi Chen Yu Fei dengan skor 21-18, 19-21, dan 21-18. Chen Yu Fei menyabet media emas dan Tai Tzu Ying menggondol perak.
Wahyana merupakan satu-satunya wasit asal Indonesia yang terlibat di ajang badminton Olimpiade Tokyo 2020. Menjadi wasit anggota Badminton World Federation (BWF), Wahyana merintis karier dari bawah.
"Itu proses yang tidak gampang dan tidak sebentar. Saya mengawali karier sebagai hakim garis pada 1998 sampai 2000," kata Wahyana dihubungi Medcom.id dari Yogyakarta, Kamis, 5 Agustus 2021.
Setelah itu, ia secara berjenjang mengikuti proses ujian wasit sembari menjalani pekerjaannya sebagai salah satu guru olahraga di SMP Negeri 4 Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Wahyana mengikuti ujian wasit tingkat Kabupaten Sleman pada 2000. Dua tahun berselang, ia menembus wasit di tingkatan provinsi di DIY.
"Tahun 2005 saya naik ke tingkat nasional B. 2006 nasional A, waktu Indonesia Open di Surabaya," ujar bapak tiga anak ini.
Wahyana mampu menyabet predikat wasit terbaik dan dikirim ke level Badminton Asia. Selama dua tahun, Wahyana mengantongi sertifikat wasit level Asia Accreditation dan Asia Certification.
Ia lantas dikirim Badminton Asia untuk mengikuti ujian wasit di BWF. Pada 2016, Wahyana dipilih untuk mengikuti ujian BWF Certification.
"Untuk bisa jadi wasit di Olimpiade harus memiliki lisensi BWF Certificated, sertifikat tertinggi wasit bulu tangkis. Itu dilalui cukup ketat. Alhamdulillah saya terpilih," sambungnya.
Ia merasa sudah bisa mencapai posisi itu dengan kerja sangat keras. Sebagai guru SMP, ia harus membagi waktu antara kesibukan kerja dan dunia perwasitan. Menurut dia, salah satu kunci dalam dunia perwasitan dunia yakni kemampuan bahasa asing, yakni bahasa Inggris.
Dengan kemampuan bahasa Inggris yang baik, ia banyak mempelajari peraturan-peraturan wasit internasional, termasuk jika ada pembaruan perubahan peraturan wasit. Ia mengatakan, bekal itu membuatnya siap saat mengikuti ujian wasit di berbagai jenjang nasional hingga internasional.
"Saya termasuk kariernya (di dunia perwasitan) cepat. Yang wasit senior saya mentok di nasional banyak," tegasnya.
Langganan Turnamen Internasional
Wahyana sudah tak asing untuk memimpin pertandingan badminton level internasional. Sebelum Olimpiade Tokyo 2020, ia sudah puluhan kali menjadi wasit di turnamen internasional.Di ajang multi even, Wahyana pernah menjadi wasit badminton di Asian Games, SEA Games, dan Olimpiade. Untuk kejuaraan dunia, ada Thomas dan Uber Cup Tiongkok, serta Sudirman Cup. Lalu turnamen Super Series ada di berbagai negara, seperti Australia, Spanyol, All England, Tiongkok (9 kali), Malaysia (8 kali), India (3 kali), Jepang (tiga), Singapura, Vietnam, dan Thailand.
"Sesuatu tidak bisa dicapai dan tidak sungguh-sungguh. Kalau dilakukan betul-betul menekuni, tak ada yang tak mungkin. Kecuali takdir dari Allah," ujarnya.
Ia menambahkan, tantangan menjadi wasit di level internasional yakni fokus. Ia akan menyingkirkan berbagai persoalan di luar pertandingan.
"Kalau ada sesuatu yang terjadi kita bisa mengatasi dengan baik. Selama ini gak ada pemain yang protes berlebihan terhadap keputusan saya," jelasnya.
Wahyana pulang dari Jepang pada Rabu, 4 Agustus kemarin. Ia tiba di Jakarta dan tengah karantina sebelum kembali ke Yogyakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News