Lebih spesial lagi, mereka menorehkan tinta emas saat melakoni debut. Dalam sebuah wawancara dengan Metro TV, Fikri/Bagas membeberkan apa yang mereka rasakan ketika berhasil juara di All England.
"Kita di lapangan itu terus fokus, saling mengingatkan satu sama lain, dan percaya diri," ujar Bagas dalam wawancara bersama Metro TV.
"Karena kami tidak diunggulkan, jadi kami main tanpa beban dan nothing to lose, serta selalu memberikan yang terbaik," sambung Fikri.
Awalnya, Fikri/Bagas hanya menargetkan sampai babak delapan besar. Akan tetapi, setelah lolos dari perempat final, mereka bertekad untuk mencapai final.
"Target kami awalnya delapan besar. Ketika masuk semifinal, kita coba lagi untuk masuk final," sambung Fikri.
Fikri/Bagas juga memberikan pendapatnya terkait regenerasi di sektor ganda putra.
"Kami sangat senang di ganda putra kami regenerasi cukup baik, ada saya dan bagas, proses latihan juga bersama dengan senior," ujar Fikri.
Fikri/Bagas juga berharap bisa memberikan hasil terbaik pada turnamen-turnamen mendatang.
"Kita berharap bisa naik podium tertinggi di setiap turnamen," ujar Bagas.
"Terima kasih dukungannya kepada suporter yang selalu mendukung dan mendoakan kami," ujar Fikri.
Fikri/Bagas menjadi juara usai mengalahkan seniornya Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan. Kendati berstatus nonunggulan, Fikri/Bagas membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan pertama Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pada semifinal, serta juara dunia 2021 asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di perempat final.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
