Menanggapi hal ini Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI, Bambang Roedyanto yang mewakili Indonesia pada proses lelang Piala Thomas dan Uber 2016 mengatakan bahwa Tiongkok lebih unggul dalam hal infrastruktur olaharaga bulutangkis khususnya mengenai Stadion yang menjadi arena pertandingan.
Selama ini Indonesia selalu mengajukan Istora Senayan, Jakarta sebagai tempat di helatnya kejuaraan-kejuaraan international. Sebaliknya, Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir telah menggelar kejuaraan bergengsi di berbagai tempat tidak hanya ibukota Beijing melainkan juga kota Shanghai, Guangzhou, Wuhan, Nanjing, Changzhou, Lingshui, Jiangshu dan sebagainya.
“Indonesia perlu stadion yang memadai selain Istora Senayan. BWF mau melihat development badminton di kota-kota lain, bukan hanya di Jakarta. Kami mengajukan Jakarta karena memang tidak ada pilihan lain,” jelas Rudy
“BWF menilai terlalu banyak event yang diadakan di Jakarta pada waktu tersebut. Pada bulan Juni ada Indonesia Open, kemudian ada World Championships pada bulan Agustus 2015. Sedangkan Piala Thomas dan Uber diadakan pada bulan Mei 2016,” paparnya.
Baru turnamen kelas Grand Prix Gold yang telah dilangsungkan di daerah seperti Samarinda, Palembang dan Yogyakarta. Untuk turnamen dengan level tertinggi Super Series Premier selalu di adakan di Istora Senayan, Jakarta termasuk Kejuaraan Dunia 2016. (Satria Putra/Badmintonindonesia.org)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News