Indonesia punya tiga tunggal putra di All England, yakni Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting dan Tommy. Dari ketiganya, hanya Tommy saja yang bukan termasuk atlet binaan pelatnas PBSI.
Tommy menjelaskan, tampil tanpa pelatih punya tantangan tersendiri dan membuat pertandingan jadi lebih berat. Tapi, bukan berarti situasi itu bakal menyurutkan semangat untuk mengejar kemenangan.
"Pasti ada pengaruh (tidak didampingi pelatih). Tapi, saya berusaha untuk tetap tampil fokus dan tenang. Saya tidak boleh kalah oleh keadaan. Saya datang ke sini untuk fokus bertanding," kata Tommy.
"Bermain dengan pelatih tentu lebih menguntungkan. Sebab, pelatih tahu situasi karena berada di luar lapangan. Kalau sendiri, terasa sulit untuk mengubah situasi dengan cepat," tambahnya.
Klik: Tommy Susul Jonatan ke Babak Kedua All England 2019
Meski tidak didampingi pelatih, Tommy berhasil membuktikan diri dengan melewati babak pertama pada Rabu 6 Maret lalu. Rajiv Ouseph yang menjadi lawannya saat itu, dia kalahkan dalam tempo 40 menit dengan skor, 21-16 dan 21-19.
Sekilas, kemenangan Tommy terlihat mudah karena pertandingannya bisa ditutup dalam dua game langsung. Tapi, Tommy tak ingin jemawa karena perjalanannya menuju gelar juara masih jauh. Selain itu, lawan di fase selanjutnya pun bakal lebih berat.
"Banyak pemain yang menunggu turnamen besar ini. Saya berharap penampilan tunggal putra mencapai terbaik dan saya berusaha maksimal pada pertandingan berikutnya," tutup Tommy yang kini berusia 30 tahun.
Tommy akan bentrok dengan tunggal putra Tiongkok, Huang Yuxiang pada babak kedua, Kamis 7 Maret. Lawannya itu sukses melewati babak pertama setelah menundukkan unggulan ketiga asal Taiwan, Chou Tien Chen. (ANT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News