Shi diketahui bukan lawan mudah karena dia juga berstatus sebagai tunggal putra ranking satu dunia. Tapi, Ginting seperti tidak memiliki kesulitan ketika menundukkannya dalam tempo 28 menit dengan skor 21-11, 21-8.
Di sepanjang laga yang berlangsung di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Shi tak pernah sekalipun menyalip perolehan poin Ginting. Dia hanya sempat beberapa kali menyamakan kedudukan, dan itu pun pada awal-awal gim pertama.
Bicara seusai laga, Ginting mengatakan bahwa kemenangan telak itu terjadi karena Shi tidak dalam kondisi terbaik. Namun, situasi tersebut tak mengganggu konsentrasi Ginting untuk memenangkan pertandingan.
"Tidak banyak yang bisa diceritakan dari pertandingan hari ini karena bisa kita lihat Shi Yuqi tidak bermain seperti biasanya dari awal sampai akhir. Tapi saya tetap fokus dan tidak lengah dalam menjalankan pola yang sudah disiapkan," kata Ginting ketika diwawancarai Tim Media & Humas PBSI.
"Setelah pertandingan saya sempat bertanya dan dia bilang memang tidak dalam keadaan yang baik," tambahnya.
Kemenangan atas Shi sekaligus mempermudah langkah Ginting untuk mewujudkan asa sebagai juara karena Viktor Axelsen (Denmark) yang merupakan mantan tunggal putra terbaik dunia juga telah gugur. Menanggapi itu, Ginting tak ingin jemawa karena apa pun bisa terjadi dalam laga selanjutnya.
"Beberapa unggulan memang sudah terhenti, termasuk Viktor (Axelsen) dan Shi Yu Qi. Tapi saya tidak mau berpikir terlalu jauh. Tetap fokus satu pertandingan demi satu pertandingan," ujar Ginting.
"Semua bisa terjadi apalagi dengan kondisi lapangan yang seperti ini. Bulutangkis sebagai olahraga pasti ada menang atau kalah," tambahnya.
Selanjutnya pada perempat final, Jumat 20 September, Ginting bakal menghadapi pemenang dari laga Kunlavut Vitidsarn (Thailand) vs Bryan Yang. Kunlavut tampak perlu lebih diwaspadai karena berstatus sebagai unggulan kedelapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News