Pada mulanya, waktu dan hukum santap sahur disesuaikan dengan ketentuan yang diterapkan agama-agama sebelum kehadiran Nabi Muhammad (Ahli Kitab). Bagi yang hendak berpuasa tidak diperkenankan menyantap makanan, minuman, dan bergaul dengan pasangannya (suami-istri) sesudah tidur. Hingga dalam hadits yang diriwayatkan Amr bin Ash Radiallau Anhu, Nabi kemudian berpesan: yang menjadi pembeda antara puasa umat Islam dan Ahli Kitab ialah makan sahur.
Ihwal apa yang disarankan Nabi saat bersantap sahur, Imam Abu Dawud menyebut bahwa Nabi berkata: "Sahurnya orang mukmin adalah buah kurma,". Dalam redaksi lain, Nabi juga menekankan untuk bersantap sahur dengan disertai beberapa sendok madu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Nabi juga menyarankan untuk mengakhirkan waktu bersantap sahur. Dalam sebuah kisah, sahabat Zaid bin Tsabit mengaku pernah diajak bersantap sahur bersama Nabi sebelum waktu Subuh tiba. Saat ditanya oleh sahabat lain tentang berapa selisih waktu antara santap sahur dan salat, Zaid menjawab sekira pembacaan lima puluh ayat Alquran alias sekitar 15 menit sebelum azan Subuh berkumandang.
Sumber: al-Jami as-Shaghir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)