Senior PPP yang tergabung dalam fusi PPP 1973. Foto: MTVN/Aulia
Senior PPP yang tergabung dalam fusi PPP 1973. Foto: MTVN/Aulia

Senior PPP Minta Djan Faridz Diabaikan

M Rodhi Aulia • 27 Maret 2016 17:14
medcom.id, Jakarta: Senior PPP yang tergabung dalam fusi PPP 1973 menyerukan Muktamar Islah PPP segera digelar. Mereka meminta penolakan yang dilakukan Djan Faridz diabaikan.
 
"Kita berharap Muktamar April ini," kata salah seorang tokoh senior PPP Bachtiar Chamsyah dalam jumpa pers yang bertajuk 'Merajut Islah Seutuhnya', di Resto Pulau Dua, Jakarta Selatan, Minggu (27/3/2016).
 
Mantan Menteri Sosial ini mengklaim, Muktamar Islah sudah menjadi kesepakatan dalam dua pertemuan terakhir dengan kubu Suryadharma Ali (SDA) sebagai Ketua Umum PPP hasil Muktamar Bandung dan Sekjennya Romahurmuziy.
 
Bahctiar menegaskan, sesuai SK Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang berhak menggelar Muktamar Islah adalah kepengurusan DPP PPP hasil Muktamar Bandung 2011.
 
"Kepanitiaannya harus melibatkan semua pihak. Jangan hanya kesan (pengurus DPP hasil Muktamar) Surabaya saja. Harus mencerminkan semua pihak," kata Bachtiar.
 
Bachtiar menegaskan, penolakan yang dilakukan kubu Djan Faridz tidak akan berdampak signifikan. Seperti halnya gugatan Djan Faridz kepada pemerintah senilai Rp1 triliun. "Yang digugat kan pemerintah," katanya.
 
Bahctiar menambahkan, pengabaian Djan Faridz itu karena Djan sama sekali tidak memiliki legalitas di kepengurusan PPP hasil Muktamar Bandung.
 
"Kami harapan pemerintah menjaga kondusivitas politik nasional dengan memudahkan, mendorong, dan memfasilitasi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku," ujarnya.
 
Tokoh senior PPP lain, Abdullah Syarwani menilai penyelenggaran Muktamar mendesak. Sebab, beberapa bulan mendatang ada agenda politik nasional. Di antaranya, Pilkada Serentak 2017 dan verifikasi keikutsertaan partai politik pada Pemilu 2019.
 
Sejumlah tokoh senior fusi PPP menyerukan islah karena memiliki tanggung jawab sejarah, moral dan struktural terkait keberlanjutan peran PPP di kancah perpolitikan nasional sejak 1977.
 
Di antara mereka adalah Bachtiar Chamsyah, Aisyah Amini, Abdullah Syarwani, Arman Remy, Machufudzoh Ubaid, Lukman Hakim Hasibuan, Tosari Wijaya, Yudho Paripurno, Zarkasih Nur dan Zein Badjeber.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(FZN)




LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif