"Di ruang publik dan ruang digital makin disesaki oleh hoaks, fake news, character assassination, hate speech, dan black campaign untuk membunuh karakter lawan politik demi kekuasaan," ujar AHY dalam keterangan tertulis, Minggu, 18 April 2021.
Hal itu disampaikan AHY di saat menjadi pembicara dalam webinar 'Membangun Integritas Generasi Penerus Bangsa: Menghadapi Dinamika Kehidupan Berpolitik'. Dia menilai saat ini ada fenomena post-truth politics.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: SBY Patenkan Nama dan Logo Demokrat Hindari Pencatutan
Putra sulung Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menjelaskan fenomena itu berbentuk kebohongan yang terus menerus diulang. Kebohongan itu bisa dianggap sebagai kebenaran yang baru. Post-truth politics perlu dipahami generasi muda sekaligus dicegah.
"Lama kelamaan politik di Indonesia akan diwarnai kebohongan yang keji dan merusak satu sama lain. Mari kita cegah ini. Mari kita bangun politik yang beretika dan bermoral," ucap AHY.
AHY juga mengingatkan Indonesia dihadapi tantangan politik identitas dan polarisasi. Jika dibawa dalam kontestasi politik, hal itu bisa memberikan dampak besar dalam memecah belah bangsa.
"Politik identitas selalu tidak baik bagi bangsa kita. Indonesia adalah negara yang majemuk, keberagaman merupakan sebuah kekuatan, bukan sesuatu yang membuat kita tercerai berai," ujar AHY.