Bahkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua mengalami kenaikan, dari 57,25 persen menjadi 60,84 persen. Sementara itu, IPM Papua Barat naik dari 61,73 persen menjadi 64,7 persen.
"Perbaikan ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Papua Barat. Bukti transformasi ekonomi berjalan baik di Papua,” ujar Tenaga Ahli Utama Kedeputian III KSP Edy Priyono dalam keterangan tertulis, Jakarta, Selasa, 1 Desember 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Otsus Papua Bukti Komitmen Pemerintah
Hal tersebut selaras dengan hasil studi Lembaga Ilmu Pengetahuian Indonesia (LIPI) dan The Asia Foundation pada 2018. Pembangunan jaringan jalan di sana disebut memperbaiki kehidupan sosial ekonomi masyarakat melalui perbaikan konektivitas. Sebab, masyarakat bisa menjual barang dagangan ke luar daerah lebih banyak dibandingkan sebelumnya.
"Perbaikan konektivitas juga memperbaiki kehidupan sosial, karena masyarakat bisa lebih sering saling mengunjungi. Pembangunan jalan mendorong penurunan biaya dan waktu tempuh," ujar Edy
Indikator lainnya ialah Koefisien Gini Papua yang naik sedikit dari 0,392 pada 2015 menjadi 0,394 pada 2019. Sedangkan di Papua Barat membaik, yaitu dari 0,428 pada 2015 menjadi 0,386 pada 2019.
Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka dua provinsi tersebut mengalami penurunan selama periode 2015-2019. Untuk Papua tingkat pengangguran turun dari 3,99 persen menjadi 3,65 persen dan dari 8,08 persen menjadi 6,24 persen untuk Papua Barat.
Edy mengakui, pertumbuhan ekonomi Papua pada 2019 memang negatif. Hal ini disebabkan penurunan tajam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dari sektor pertambangan. Utamanya akibat transisi sistem produksi PT Freeport dari tambang terbuka menjadi tambang bawah tanah.
"Dengan mengeluarkan sektor pertambangan (dari hitungan), pertumbuhan ekonomi Papua 2019 cukup bagus, yaitu 5,03 persen. Artinya kita bisa mengatakan bahwa secara umum distribusi pendapatan di wilayah Papua dan Papua Barat membaik,” ungkap Edy.
(ADN)