"Ganjar diidentikan dengan pendukung Jokowi, sedangkan Anies dan Prabowo tidak bisa memenangkan pertarungan kecuali mengambil ceruk pemilih yang tadinya mendukung Jokowi," kata Djayadi di Kompleks Media Group Network (MGN), Jakarta Barat, Rabu, 30 November 2022.
Djayadi mengatakan elektabilitas ketiga tokoh itu relatif sengit. Tidak ada sosok yang lebih dominan seperti yang terjadi di Pemilihan Umum (Pemilu) 2009 oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Jokowi di Pemilu 2014 dan 2019.
Baca: Elektabilitas Anies Baswedan Meningkat, Direktur LSI: 40% Pemilih Prabowo Beralih |
"Jarak (elektabilitas) antara ketiganya kira-kira 30 (persen), 30, dan 30. Berarti terjadi perebutan suara yang dianggap pendukung Jokowi," papar dia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut Djayadi, upaya merebut suara pemilih Jokowi bakal menarik. Sebab, basis pemilih terbanyak berada di Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Sumatra Utara, dan Indonesia timur.
"Wilayah-wilayah itu jadi perebutan ketiganya," ucap dia.