Jakarta: Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas, Feri Amsari, berharap legislator perempuan bisa menjadi alternatif di parlemen. Feri menilai publik terlanjur kecewa dengan kinerja parlemen yang kepemimpinanya didominasi kaum pria.
"Perempuan di parlemen mesti menampung aspirasi alternatif publik," kata Feri dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu, 8 September 2019.
Feri menilai perempuan bisa menjadi legislator prorakyat di tengah anggota DPR yang memprioritaskan kepentingan pragmatis partai politik. Perempuan juga dianggap memiliki naluri keibuan yang bisa menyerap keluh kesah rakyat.
Dia berharap legislator perempuan bisa menjadi alternatif untuk menutupi kegagalan parlemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi legislatif. Feri menyebut sejauh ini, DPR selalu gagal memenuhi target undang-undang yang masuk program legislasi nasional (Prolegnas).
"Malah tiba-tiba yang tidak prioritas naik di tengah jalan hanya untuk menghancurkan sebuah lembaga. Mestinya kekuatan perempuan tampil untuk mengisi kekosongan-kekosongan itu," ujarnya.
Feri ingin ke depan perempuan tampil di pucuk pimpinan lembaga legislatif. Dia percaya hal itu dapat memberikan warna baru di lembaga parlemen.
"Jadi alternatif kekuatan lain dari tugas-tugas parlemen itu penting bagi kelompok perempuan agar publik bisa merasakan kehadiran dan keterwakilan perempuan di parlemen. Publik merasa hampa dengan anggota DPR laki-laki di parlemen yang selalu gagal menampung aspirasi," ujarnya.
Jakarta: Direktur Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas, Feri Amsari, berharap legislator perempuan bisa menjadi alternatif di parlemen. Feri menilai publik terlanjur kecewa dengan kinerja parlemen yang kepemimpinanya didominasi kaum pria.
"Perempuan di parlemen mesti menampung aspirasi alternatif publik," kata Feri dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu, 8 September 2019.
Feri menilai perempuan bisa menjadi legislator prorakyat di tengah anggota DPR yang memprioritaskan kepentingan pragmatis partai politik. Perempuan juga dianggap memiliki naluri keibuan yang bisa menyerap keluh kesah rakyat.
Dia berharap legislator perempuan bisa menjadi alternatif untuk menutupi kegagalan parlemen dalam melaksanakan fungsi-fungsi legislatif. Feri menyebut sejauh ini, DPR selalu gagal memenuhi target undang-undang yang masuk program legislasi nasional (Prolegnas).
"Malah tiba-tiba yang tidak prioritas naik di tengah jalan hanya untuk menghancurkan sebuah lembaga. Mestinya kekuatan perempuan tampil untuk mengisi kekosongan-kekosongan itu," ujarnya.
Feri ingin ke depan perempuan tampil di pucuk pimpinan lembaga legislatif. Dia percaya hal itu dapat memberikan warna baru di lembaga parlemen.
"Jadi alternatif kekuatan lain dari tugas-tugas parlemen itu penting bagi kelompok perempuan agar publik bisa merasakan kehadiran dan keterwakilan perempuan di parlemen. Publik merasa hampa dengan anggota DPR laki-laki di parlemen yang selalu gagal menampung aspirasi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(REN)
