"Kalau dibuat mengembang (tidak jelas) seperti ini justru pelaku bisnis, investor mau masuk ke Indonesia menghitung berkali-kali," kata Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara dalam diskusi virtual Polemik Trijaya Menanti Perombakan Kabinet, Sabtu, 4 Juli 2020.
Bhima menyampaikan, investor diyakini menahan diri untuk menanamkan uangnya di Indonesia. Sebab, mereka akan melihat perombakan yang dilakukan oleh Jokowi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Mereka (investor) akan wait and see. Mereka akan menunggu, karena ganti menteri ganti kebijakan," ungkap dia.
Dia meminta agar Jokowi segera merealisasikan wacana tersebut. Iklim investasi bakal terdampak panjang jika Jokowi hanya mengeluarkan pernyataan tanpa realisasi.
"Kalau masih gertak sambal presidennya, ini nanti ganggu juga realisasi investasi," sebut dia.
Seperti rencana relokasi perusahaan Amerika dari Tiongkok ke Indonesia. Wacana tersebut terhambat karena menunggu reshuffle kabinet.
"Mereka akan bilang nanti dulu ini menterinya kok belum ganti ya? Kapan ganti ya? Jadi ini akan berimplikasi panjang, jadi tidak hanya dari sisi politik," ungkap dia.
Bhima pun menyarankan agar reshuffle kabinet segera direalisasikan. Minimal, sebulan setelah Jokowi mengancam bakal merombak susunan menteri dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan pada 18 Juni 2020.
"Jadi ada waktu 1 bulan sebenarnya kalau mau pembenahan kalau benar presiden mau melakukan reshuffle," ujar dia.
(SUR)