"Kita harapkan Pak Presiden Jokowi agar lebih sensitif terhadap perang Rusia-Ukraina. Hemat kami konflik Rusia-Ukraina ini kian keruh lantaran adanya intervensi US dan NATO," kata Presiden Asian African Youth Government (AAYG), Saddam Al Jihad, melalui keterangan tertulis, di Jakarta, Jumat, 24 Juni 2022.
Menurut Saddam, Rusia dan Ukraina sejatinya dua negara bersaudara. Hubungan persaudaraan itu, kata dia, rusak ketika muncul intervensi dari Amerika Serikat (AS) dan NATO di kawasan itu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Untuk itu, kami meminta kepada Ukraina agar jangan mendengarkan bisikan ataupun ajakan NATO yang menyesatkan. Ingat, Ukraina dan Rusia itu dulunya satu dalam Uni Soviet. Sejarah persaudaraan ini jangan sampai dikaburkan," ujar Saddam.
Saddam berharap Jokowi dapat memberikan kontribusi penting dalam lawatannya ke Rusia dan Ukraina. "Kendati begitu, kita juga berharap agar Indonesia tetap menjaga netralitas dalam mendorong resolusi konflik di kedua negara yang sedang bertikai untuk mewujudkan perdamaian,” ujar dia.
Saddam mengatakan keberpihakan AS dan NATO melalui bantuan senjata kepada Ukraina justru akan makin memperkeruh situasi, alih-alih menciptakan suasana perdamaian.
"Kita juga harapkan agar US dan NATO menghormati hak Rusia dalam menjaga kedaulatannya. Karena berdasarkan informasi, AS sedang mengembangkan biological weapon di Ukraina dan ini pasti menjadi ancaman serius bagi kedaulatan Rusia,” ujar dia.
Baca: Berkunjung ke Rusia dan Ukraina, Jokowi Diyakini Tak Pulang dengan Tangan Kosong |
Presiden Joko Widodo direncanakan mengunjungi Kiev, Ukraina, dan Moskow, Rusia, pada akhir Juni 2022. Lawatan Kepala Negara membawa misi kemanusiaan.
"Kunjungan ke kedua negara ini merupakan kunjungan yang dilakukan dalam situasi yang masih tidak normal. Situasi saat ini masih sangat kompleks," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Rabu, 22 Juni 2022.
Namun, kata dia, Jokowi memilih untuk mencoba berkontribusi dalam meredakan krisis. Presiden Jokowi akan menjadi pemimpin Asia pertama yang melakukan kunjungan ke kedua negara tersebut di tengah invasi Rusia ke Ukraina.