"Hari ini merupakan hari yang bersejarah. Penandatanganan ini menandai masih kuatnya komitmen kita terhadap multilateralisme " kata Jokowi dalam pidatonya secara virtual di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-4 RCEP dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu, 15 November 2020
RCEP menandai komitmen negara-negara terhadap prinsip perdagangan multilateral yang terbuka, adil, dan menguntungkan semua pihak. Hal ini memberikan harapan dan optimisme baru bagi pemulihan ekonomi pascapandemi di kawasan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kepala Negara mengatakan RCEP juga simbol komitmen pemimpin negara di kawasan terhadap paradigma win-win yang mengutamakan kepentingan bersama. Komitmen itu terdiri atas perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan ASEAN di kawasan Indo-Pasifik.
Jokowi bersyukur RCEP rampung setelah hampir 10 tahun dibahas. Sebab, perundingan RCEP tak mudah dan membutuhkan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan.
Baca: Jokowi Dorong Kerja Sama Antarnegara dan Keberagaman di KTT ASEAN-PBB
Presiden menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kerja sama seluruh negara. Seluruh dukungan dan masukan konstruktif telah mendukung terwujudnya RCEP.
"Sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi negara koordinator dalam proses panjang ini," tutur Jokowi.
Jokowi menyebut penandatanganan RCEP baru permulaan. Tugas berikutnya adalah mengimplementasikan komitmen yang telah disepakati bersama.
"Ini juga membutuhkan komitmen politik pada tingkat tertinggi. Bagi Indonesia, kami masih membuka peluang negara di kawasan untuk bergabung dalam RCEP ini," papar dia.
Upacara penandatanganan RCEP disaksikan masing-masing pemimpin ASEAN dan negara mitra. Yakni Australia, Selandia Baru, Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam KTT ke-4 RCEP dan dalam acara penandatanganan RCEP yaitu Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
(JMS)