"Tokoh harus menyampaikan karena bagian dari tanggung jawab sosial, moral, dan sosial. Terpapar covid-19 bukan aib," kata Pakar Komunikasi dari Universitas Moestopo (Beragama) Novita Damayanti kepada Medcom.id, Rabu, 2 Desember 2020.
Menurut Novita, banyak pihak enggan mempublikasikan diri terpapar korona karena dipengaruhi banyak hal. Tetapi dalam situasi ini, pernyataan tokoh publik penting untuk meluruskan informasi terkait kondisi kesehatannya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca: Rahasiakan Infeksi Covid-19, Figur Publik Bakal Menjadi Komoditas Politik
Novita mencontohkan tokoh publik terinfeksi covid-19 karena melanggar atau memang tidak sengaja terjangkit, meski sudah disiplin protokol kesehatan. Niat yang baik dalam kondisi ini diperlukan, lantaran menyangkut masyarakat luas.
"Tanggung jawab tokohnya saja apakah memang sebagai sosok yang memiliki integritas bagi orang banyak atau hanya mementingkan diri sendiri," ujar Novita.
Selain itu, faktor yang membuat tokoh malu mengungkap paparan covid-19 karena terbiasa berkomunikasi tidak transparan. Kemudian memiliki egosentrisme atau merasa bahwa dirinya tokoh istimewa, berbeda dengan rakyat pada umumnya.
Di sisi lain, terbukanya tokoh publik terinfeksi virus korona akan membantu mengantisipasi penularan yang lebih luas. Tokoh tersebut juga harus menyampaikan pentingnya protokol kesehatan mencegah penularan covid-19.
"Tokoh perlu menyampaikan (protokol kesehatan) sehingga (warga) sekitar turut antisipasi dan melakukan tes guna menghindari penyebaran (covid-19) lebih luas," ucap Novita.
(ADN)