"Kami sedang tunggu heterolog vaksin booster Pfizer, AstraZeneca, dengan vaksin primernya Sinovac," kata Kepala BPOM Penny K Lukito dalam telekonferensi di Jakarta, Senin, 10 Januari 2022.
Vaksin booster heterolog ialah vaksin yang bisa disuntik dengan merek berbeda dari vaksin dosis kedua. BPOM tengah meneliti apakah penerima vaksin dosis lengkap dengan Sinovac bisa menerima vaksin booster dari merek lain.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, BPOM menunggu hasil uji klinis vaksin booster dengan vaksin primer AstraZeneca. Calon vaksin booster heterolognya, yakni Sinovac dan Pfizer.
"Uji klinis Sinopharm juga masih berlangsung dan mudah-mudahan secepatnya data homolog dan heterolog keluar," kata Penny.
Baca: ITAGI Sebut Vaksin Booster Penting di Tengah Mutasi Covid-19
Penny menjelaskan merek vaksin yang menjadi vaksin booster harus memenuhi sejumlah syarat. Pertama, sudah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) sebagai vaksin primer.
"Selanjutnya uji klinis dilihat aspek keamanan dan imunogenisitas atau peningkatan kapasitas dan manfaat titer antibodi," ucap dia.
Pemantauan tersebut, kata Penny, dilihat 28 hari usai pemberian booster. Kemudian keamanan dan khasiat vaksin tertinggi baru bisa mendapat EUA sebagai vaksin booster.