"Jalan layang (Jakarta-Cikampek) dipastikan tidak difungsikan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kantornya, Jakarta Pusat, Senin 22 April 2019.
Meski begitu, kata dia, konstruksi jalan layang itu ada dampaknya ke kolong, tempat kendaraan bermotor berlalu lintas. Budi mengaku telah meminta pihak pemangku kepentingan untuk menertibkan konstruksi seperti tahun lalu.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, untuk mencegah banyaknya kendaraan yang melintas di darat, pemerintah bakal menerapkan rekayasa lalu lintas. Budi menyebut rekayasa yang sudah dipastikan berjalan adalah sistem one way dan contra flow.
One way adalah sistem rekayasa yang membuat jalur dua arah menjadi satu arah. Sementara itu, contra flow adalah mengubah arah normal arus lalu lintas, misalnya membuat jalur satu arah menjadi dua arah.
Budi mengatakan kewenangan melakukan kedua skema tersebut ada di kepolisian. Biasanya, kata dia, Polri secara sistematis membagi kewenangan di pusat dan daerah. Dia yakin Polri memilki kapasitas yang prima untuk menerapkan skema tersebut.
Saat ditanya skema ganjil genap, Budi mengatakan skema itu mungkin di lakukan. "Kemungkinan hanya akan diterapkan di wilayah tertentu agar lalu lintas menjadi lebih baik," tutur Budi.
Baca: Pengamat Cemaskan Kecepatan Progres Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek
Dia juga mengatakan akan mengantisipasi kemacetan di exit toll yang terjadi akibat penyempitan jalan. Budi menyebut bakal melakukan road show ke Jawa Barat, Jawa Tengah, serta beberapa titik lain yang berpotensi terjadi kemacetan di exit toll.
Pemerintah pun mengantisipasi pembatasan angkutan barang. Budi menyebut bakal menggunakan skema angkutan barang diperbolehkan melintas tiga hari sebelum mudik dan tiga hari setelah mudik.
"Semua asosiasi sudah setuju, tapi di rapat ini kita beri kesempatan mereka memberi argumen dan difinalkan," pungkas Budi.
(OGI)