medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama hari ini menyusuri Sungai Ciliwung bersama Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). Banyak hal yang membuat Ahok kaget.
Ahok mengatakan, Pemerintah DKI selama ini berusaha membenahi sungai yang membelah wilayah Ibu Kota itu. Sebab, air Sungai Ciliwung kerap meluap dan membuat bajir sejumlah wilayah saat hujan deras.
Selama menyusuri sungai, perahu kareta yang ditumpangi Ahok kerap terhenti karena baling-baling tersangkut sampah. Rupanya masih banyak sampah yang dibuang warga terbawa arus sungai.
Sepanjang perjalanan dari kawasan Condet, Ahok melihat banyak sampah yang tersangkut di bibir sungai. Ironisnya, masih banyak rumah yang berdiri di bibir sungai dengan menjadikan Sungai Ciliwung sebagai tempat sampah raksasa.
Kawasan kumuh Ciliwung. Foto: MTVN/LB Ciputri
Di beberapa titik terlihat sampah menumpuk. Petugas kebersihan sibuk membersihkan sampah itu. Deretan rumah kumuh yang membelakangi sungai pun masih berjejer di tepi sungai.
Pemerintah DKI dan BBWSCC sedang melaksanakan proyek normalisasi sungai sepanjang 19 kilometer itu. Memang, sudah ada sebagian wilayah yang dipasang dinding turap, salah satunya di Kebon Baru. Namun ada juga wilayah yang turapnya roboh.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bertugas melakukan pembebasan lahan. Beberapa daerah yang sudah digusur adalah Kampung Pulo dan sebagian wilayah Bukit Duri. Sempat ada penolakan keras dan kericuhan dari para warga.
Penurapan Sungai Ciliwung. Foto: MTVN/LB Ciputri
Bahkan sampai sekarang pun penolakan warga Bidara Cina masih berlangsung. Mereka mendaftarkan gugatan ke PTUN. "Padahal kami mau membenahi yang berantakan itu. Kami mau bangun dinding turap," kata Ahok.
Normalisasi Sungai Ciliwung diklaim bisa mengurangi banjir di Ibu Kota. Dinding turap atau sheet piles yang dipasang akan menahan air agar tidak meluap ke permukiman. Hingga kini normalisasi Kali Ciliwung masih berlangsung.
Enam bulan dinormalisasi, Ahok memastikan wilayah Kampung Pulo tak banjir lagi. "Kamu lihat saja sekarang warga Kampung Pulo sudah enggak tergenang air. Sedikitpun tidak," kata Ahok.
Kawasan Kampung Pulo setelah dinormalisasi.
Angkutan Sungai
Ahok berencana menghidupkan kembali transportasi air (waterways) di Sungai Ciliwung yang sempat dijalankan mantan Gubernur DKI Sutiyoso. "Kalau bagus untuk Manggarai bisa jadi transportasi sungai. Dulu ada transportasi sungai. Lumayan," kata Ahok.
Waterways adalah sistem transportasi alternatif yang penggunaannya diresmikan Sutiyoso pada 6 Juni 2007. Sistem ini merupakan bagian dari penataan sistem transportasi di Jakarta yang disebut Pola Transportasi Makro (PTM).
Dua kapal Kerapu sandar di dermaga Halimun Ciliwung Jakarta. Foto: MI/Irfan
Waterways beroperasi dan diintegrasikan dalam transportasi makro Jakarta setelah peresmian rute Halimun-Karet sepanjang 1,7 kilometer. Rute ini merupakan bagian dari perencanaan rute Manggarai-Karet sepanjang 3,6 kilometer.
Waterways merupakan kelanjutan dari pengoperasian sistem transportasi TransJakarta. Untuk mengawali waterways, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta mengoperasikan dua unit kapal yang masing-masing berkapasitas 28 orang yang disebut KM Kerapu III dan KM Kerapu IV yang berkecepatan maksimal 8 knot.
Namun angkutan sungai itu mengalami masalah dan tidak dilanjutkan. Selain banyaknya sampah yang kerap mengganggu baling-baling kapal, permukaan Sungai Ciliwung terlalu dangkal.
medcom.id, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama hari ini menyusuri Sungai Ciliwung bersama Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC). Banyak hal yang membuat Ahok kaget.
Ahok mengatakan, Pemerintah DKI selama ini berusaha membenahi sungai yang membelah wilayah Ibu Kota itu. Sebab, air Sungai Ciliwung kerap meluap dan membuat bajir sejumlah wilayah saat hujan deras.
Selama menyusuri sungai, perahu kareta yang ditumpangi Ahok kerap terhenti karena baling-baling tersangkut sampah. Rupanya masih banyak sampah yang dibuang warga terbawa arus sungai.
Sepanjang perjalanan dari kawasan Condet, Ahok melihat banyak sampah yang tersangkut di bibir sungai. Ironisnya, masih banyak rumah yang berdiri di bibir sungai dengan menjadikan Sungai Ciliwung sebagai tempat sampah raksasa.
Kawasan kumuh Ciliwung. Foto: MTVN/LB Ciputri
Di beberapa titik terlihat sampah menumpuk. Petugas kebersihan sibuk membersihkan sampah itu. Deretan rumah kumuh yang membelakangi sungai pun masih berjejer di tepi sungai.
Pemerintah DKI dan BBWSCC sedang melaksanakan proyek normalisasi sungai sepanjang 19 kilometer itu. Memang, sudah ada sebagian wilayah yang dipasang dinding turap, salah satunya di Kebon Baru. Namun ada juga wilayah yang turapnya roboh.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bertugas melakukan pembebasan lahan. Beberapa daerah yang sudah digusur adalah Kampung Pulo dan sebagian wilayah Bukit Duri. Sempat ada penolakan keras dan kericuhan dari para warga.
Penurapan Sungai Ciliwung. Foto: MTVN/LB Ciputri
Bahkan sampai sekarang pun penolakan warga Bidara Cina masih berlangsung. Mereka mendaftarkan gugatan ke PTUN. "Padahal kami mau membenahi yang berantakan itu. Kami mau bangun dinding turap," kata Ahok.
Normalisasi Sungai Ciliwung diklaim bisa mengurangi banjir di Ibu Kota. Dinding turap atau
sheet piles yang dipasang akan menahan air agar tidak meluap ke permukiman. Hingga kini normalisasi Kali Ciliwung masih berlangsung.
Enam bulan dinormalisasi, Ahok memastikan wilayah Kampung Pulo tak banjir lagi. "Kamu lihat saja sekarang warga Kampung Pulo sudah enggak tergenang air. Sedikitpun tidak," kata Ahok.

Kawasan Kampung Pulo setelah dinormalisasi.
Angkutan Sungai
Ahok berencana menghidupkan kembali transportasi air (
waterways) di Sungai Ciliwung yang sempat dijalankan mantan Gubernur DKI Sutiyoso. "Kalau bagus untuk Manggarai bisa jadi transportasi sungai. Dulu ada transportasi sungai. Lumayan," kata Ahok.
Waterways adalah sistem transportasi alternatif yang penggunaannya diresmikan Sutiyoso pada 6 Juni 2007. Sistem ini merupakan bagian dari penataan sistem transportasi di Jakarta yang disebut Pola Transportasi Makro (PTM).
Dua kapal Kerapu sandar di dermaga Halimun Ciliwung Jakarta. Foto: MI/Irfan
Waterways beroperasi dan diintegrasikan dalam transportasi makro Jakarta setelah peresmian rute Halimun-Karet sepanjang 1,7 kilometer. Rute ini merupakan bagian dari perencanaan rute Manggarai-Karet sepanjang 3,6 kilometer.
Waterways merupakan kelanjutan dari pengoperasian sistem transportasi TransJakarta. Untuk mengawali w
aterways, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta mengoperasikan dua unit kapal yang masing-masing berkapasitas 28 orang yang disebut KM Kerapu III dan KM Kerapu IV yang berkecepatan maksimal 8 knot.
Namun angkutan sungai itu mengalami masalah dan tidak dilanjutkan. Selain banyaknya sampah yang kerap mengganggu baling-baling kapal, permukaan Sungai Ciliwung terlalu dangkal.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id(FZN)