"Dari hasil konseling, mendengar dan sebagainya memang kami melihat adanya suatu potensi anak-anak atau remaja ini yang dimanapun, di seluruh dunia penuh dengan dinamika, penuh dengan gelora, potensi-potensi yang sangat dahsyat," papar pria yang akrab disapa Kak Seto ini, saat pertemuan bersama Kapolres dan Walikota Jakarta Utara, di Mapolres Jakarta Utara, Rabu, 4 Desember 2019.
Menurutnya, jika para tersangka di bawah umur yang punya gelora ini mampu disalurkan ke arah positif, hal tersebut justru akan menjadi suatu prestasi.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Tapi kalau tidak, akan ada provokasi, ada bujuk rayu dan sebagainya maka ini akan menjadi suatu tindakan yang menyimpang, tindakan kriminal atau sesuatu yang tentu tidak kita harapkan bersama," ujar Kak Seto.
Ia menyimpulkan para remaja yang terlibat menjadi anggota geng motor hingga melakukan tawuran, juga menjadi korban atas lingkungan yang salah. Ia turut menyoroti provokasi yang disampaikan kepada para remaja tersebut.
"Jadi dalam hal ini di satu sisi mereka adalah pelaku tapi di sisi lain mereka adalah korban. Korban dari lingkungan yang sangat tidak kondusif yang membuat mereka tergelincir, melakukan perbuatan atau tindakan pidana menyimpang," tutup dia.
Diberitakan sebelumnya, para tersangka yang sudah diamankan lebih dulu berinisial FA, 16 dan MF, 14, menjadi pelaku pembacokan terhadap Herly Suprapto hingga tewas. Pembacokan ini dilakukan saat mereka melakukan tawuran. Diketahui, tawuran tersebut juga terjadi atas kesepakatan dua geng motor, yang menganggap tawuran adalah sarana hiburan.
Dalam pengembangannya, Kapolres Jakarta Utara Kombes pol Budhi Herdi Susianto mengatakan ada tiga tersangka lain yang sudah ditangkap.
"Kedua tersangka (FA dan MF) yang masih di bawah umur ini dalam melakukan tindak pidananya, ternyata mendapat bujukan atau disuruh melakukan oleh tiga tersangka yang notabene sudah dewasa. Ini menjadi keprihatinan kita bersama bahwa orang dewasa menyuruh anak anak untuk melakukan perbuatan yang ternyata itu melanggar hukum," kata Kapolres Budhi.
(DMR)