Pengamat Tata Kota Nirwono Joga mengatakan normalisasi waduk tidak dapat dilakukan secara instan, tetapi harus terus dilakukan melalui perawatan dan pengerukan, utamanya saat musim kemarau.
"Pemeliharaan dan perawatan waduk harusnya dilakukan sepanjang tahun, secara rutin, terutama justru di musim kemarau," kata Nirwono kepada Medcom.id, Selasa 18 Juni 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurutnya, pengerukan yang dilakukan saat musim kemarau akan lebih efektif karena volume air tidak begitu banyak. Jika hal tersebut dilakukan, kata Nirwono, waduk akan berfungsi maksimal untuk menampung air saat musim hujan.
Selain itu, lanjut Nirwono, Pemprov DKI harus menuntaskan permukiman kumuh yang berada di sekitar Waduk Pluit. Pasalnya, sampah di Waduk Pluit kebanyakan dari permukiman liar tersebut. "Hal itu mempercepat terjadinya pengendapan dan pendangkalan waduk serta pencemaran air," ujarnya.
Baca: Bau dari Waduk Pluit Ganggu Warga
Nirwono mengatakan, jika Pemprov DKI berhasil merelokasi 7 ribu kepala keluarga itu, maka penataan Waduk Pluit dapat dituntaskan.
"Permukiman kumuh harus ditata ulang. Jika perlu, direlokasi ke tempat yang layak huni," tegas dia.
Pantauan Medcom.id, terdapat 14 mesin pengeruk di Waduk Pluit. Mereka sudah beroperasi sejak pukul 08.45 WIB.
Pengerukan itu membuat endapan lumpur muncul ke permukaan. Endapan tersebut bercampur dengan aneka sampah dan terlihat seperti pulau-pulau kecil. Campuran lumpur dan sampah membuat air di Waduk Pluit berwarna hitam.
(FZN)