Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan suntikan modal untuk berkurang karena pelemahan ekonomi akibat wabah covid-19. "Semua anggaran turun karena covid-19. Jadi semua harus refocusing, menyesuaikan dengan anggaran yang ada," jelasnya di Balai Kota, Jumat, 13 November 2020.
Politikus Partai Gerindra itu menegaskan Pemprov DKI tetap berupaya optimal melakukan pembangunan meski anggaran berkurang. Baik program langsung yang dijalankan SKPD maupun oleh BUMD.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Program yang terhalang dijalankan tahun ini akan dialihkan ke tahun depan. "Prinsipnya dengan segala keterbatasan yang ada, kita Pemprov terus berupaya meningkatkan kinerja, terus berupaya memberikan pelayanan sebaik mungkin," jelasnya.
Baca: Perda APBD Perubahan 2020 Segera Disahkan
Pada penetapan APBD 2020, Pemprov DKI Jakarta mengalokasikan sebesar Rp7,81 triliun dana PMD kepada tujuh BUMD. Suntikan dana untuk perusahaan pelat merah milik DKI Jakarta turun Rp3,4 triliun.
PT MRT Jakarta semula mendapat alokasi PMD sebesar Rp2,6 triliun berkurang menjadi Rp1,58 triliun. Lalu, PT Jakarta Propertindo semula mendapat PMD sebesar Rp2,7 triliun berkurang menjadi Rp1,38 triliun.
PAM Jaya semula mendapat PMD Rp516 miliar berkurang menjadi Rp240 miliar. Perumda Pasar Jaya yang semula disuntik modal Rp337 miliar berkurang menjadi Rp162 miliar.
Perumda Pembangunan Sarana Jaya yang semula mendapat alokasi PMD sebesar Rp1,36 triliun hanya mendapatkan Rp950 miliar.
Di samping itu, ada PT Jakarta Tourisindo satu-satunya BUMD yang tetap mendapat PMD sebesar Rp92,1 miliar. Lalu PDAL Jaya yang semula tidak mendapat PMD, dalam RAPBD-P mendapat PMD sebesar Rp3 miliar.
(SUR)