Semangat itu dituangkan dalam empat transformasi dengan 16 program prioritas, 51 kegiatan 177 aksi, dan delapan komitmen. Selama setahun, Listyo telah melakukan setapak perubahan untuk mewujudkan Polri yang Presisi.
Perubahan itu dilakukan dengan memaksimalkan fungsi pokok Polri yang melayani, melindungi, dan mengayomi masyarakat. Gagasan dan aksi nyata itu dituangkan Sigit dalam buku berjudul 'Setapak Perubahan: Catatan Pencapaian Satu Tahun Polri yang Presisi. Buku setebal 240 halaman ini terdiri dari 5 bab mulai dari sejarah lahirnya konsep Presisi hingga hal yang dicapai.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Polri membekal niat baik untuk berubah dan saya memohon dengan segala kerendahan hati paling dalam kepada semua pihak untuk membantu mewujudkan keinginan kami bertransformasi," kata Listyo dalam penyampaian pengantar pada buku tersebut, Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022.
Mantan Kapolda Banten ini mengulas awal mula gagasan Polri Presisi muncul. Semangat transformasi itu berawal dari hasil perenungan akan tantangan dan kondisi yang dihadapi Polri pada era modern dewasa sekarang. Terutama, pesatnya perkembangan media sosial di mana hal tersebut baru dihadapi Korps Bhayangkara.
Hasil perenungan itu, kata Listyo, didiskusikan dengan berbagai pihak. Dia mendapat banyak masukan untuk semakin memantapkan gagasannya tersebut. Misalnya, tentang layanan publik dan harapan mengenai Polri.
Listyo mulai menyusun visi, misi, dan apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai transformasi Polri Presisi. Akhirnya, konsep itu disosialisasikan ketika resmi dipilih Jokowi sebagai calon Kapolri saat itu.
"Selanjutnya, setelah saya memaparkan visi tersebut di sejumlah kesempatan. Saya berpikir tentu masyarakat luas akan sulit memahami. Semua mungkin mengenal istilah Polisi Presisi, namun masih banyak masyarakat yang bahkan tak tahu apa akronimnya. Saya menyadari betul hal itu," ujar Listyo.
Baca: Kapolri-Kepala Polisi Malaysia Bahas PMI Ilegal
Eks Kabareskrim Polri itu menyadari banyak masyarakat yang berpikiran negatif, pesimis, dan mempertanyakan tekad bulat untuk mewujudkan Polri yang baik dalam rangka pelayanan publik terintegrasi, modern, murah, dan cepat. Pemeliharaan kamtibmas dan penegakan hukum yang prediktif, bertanggung jawab, transparan, serta menjamin rasa keadilan masyarakat.
"Saya tak menyalahkan itu. Untuk itu, melalui buku ini, saya ingin menjelaskan dengan lebih sederhana, dengan semua penjabaran konsep. Saya ingin bahwa masyarakat bisa mendapatkan pelayanan Polri semudah memesan pizza," ucap Listyo.